Budaya

Segudang Makna Tedak Siten, Ritual Pertama Kali Bayi Turun Tanah dalam Budaya Jawa

Tedak Siten. Salah satu prosesi dalam Tedak Siten yang diikuti Ameena, putri pasangan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah. (instagram @attahalilintar)
Tedak Siten. Salah satu prosesi dalam Tedak Siten yang diikuti Ameena, putri pasangan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah. (instagram @attahalilintar)

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Bagi masyarakat Jawa, ada salah satu tradisi yang kini nyaris sudah ditinggalkan, terutama bagi yang tinggal di kota-kota besar, yakni upacara Tedak Sinten. Upacara khas masyarakat Jawa Tengah, Yogyakarta, hingga Cirebon ini digelar ketika seorang bayi sudah menginjak usia 7 tahun dengan sebutan "turun tanah".

Upacara turun tanah ini adalah rangkaian prosesi adat tradisi daur hidup masyarakat Jawa yang mulai jarang dilaksanakan. Tedak Siten berasal dari bahasa Jawa. Tedak artinya melangkah, dan siten berarti tanah atau bumi. Secara harfiah Tedak Siten berarti berarti melangkah di tanah atau bumi bagi seorang anak untuk pertama kalinya.

BACA JUGA: Apakah Arab Saudi Merayakan Maulid Nabi?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Masyarakat Jawa percaya tanah memiliki kekuatan gaib. Sehingga upacara Tedak Siten digelar saat anak berusia 8 bulan kalender Masehi atau 7 lapan dalam kalendar Jawa (satu lapan sama dengan 35 hari, jadi 7 x 35 hari berarti 245 hari) yaitu ketika bayi mulai belajar duduk dan berjalan di tanah.

Tradisi ini menyimbolkan bimbingan orang tua kepada anaknya dalam meniti kehidupan lewat serangkaian prosesi dan ubarampe yang digunakan. Dalam upacara Tedak Siten disiapkan Uba Rampe atau perlengkapan, yakni:

1. Jadah 7 (tujuh) warna warni
2. Tangga yang terbuat dari tebu
3. Kurungan ayam yang diisi dengan barang/benda, alat tulis, mainan dalam berbagai bentuk
4. Air embun untuk membasuh dan memandikan anak
5. Ayam panggang, pisang raja.
6. Udhik-udhik
7. jajan pasar, berbagai jenis jenang-jenangan, tumpeng lengkap dengan gudangan dan nasi kuning.

BACA JUGA: Cerita Penggusuran Makam-Makam Keramat di Jakarta, Dibongkar Ternyata Isinya Kosong