Surabaya Saksi Bisu Raden Wijaya Raja Majapahit Bantai Pasukan Mongol
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Kota Surabaya dan sekitarnya saat ini sedang dilanda hujan es dan hujan deras disertai angin kencang, Senin (21/2/2022) sore. Namun tahukah Anda Surabaya memiliki riwayat panjang di catatan sejarah bangsa. Selain itu, nama Kota Surabaya juga punya cerita yang melegenda.
Pemerintah Kota Surabaya di laman resminya menjelaskan, Surabaya adalah kota terbesar dan tertua di Indonesia, dengan total luas 330,45 km2 dan jumlah penduduk lebih dari 3 juta orang di malam hari dan lebih dari 5 juta orang di jam kerja. Nama Surabaya muncul pada Nagarakretagama, pidato Raja Hayamwuruk dari Kerajaan Majapahit yang ditulis di daun lontar pada 1365.
BACA JUGA: Meriam Si Jagur, Simbol Seks yang Dijadikan Benda Keramat
Sejarawan juga percaya pasukan Kubilai Khan dibantai di sekitar area pelabuhan Surabaya pada 31 Mei 1293. Saat itu terjadi pertempuran di mana Raden Wijaya, pendiri dan raja pertama Kerajaan Majapahit menghancurkan pasukan Mongol yang datang ke tanah Jawa.
Kemudian, Raden Wijaya menjadi raja pertama Kerajaan Majapahit pada 10 November 1293. Akibat kekalahan tersebut, pasukan Mongol terpaksa mundur ke laut dalam kejaran pasukan Majapahit dan meninggalkan tanah Jawa kembali ke China.
Kedatangan pasukan Mongol ke Jawa awalnya untuk menyerang Kerajaan Singasari. Penyerangan dilatarbelakangi Raja Singasari yakni Kertanegara menyiksa utusan Mongol. Peristiwa tersebut kemudian dijadikan sebagai tanggal berdirinya Kota Surabaya.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Otak Orang Indonesia Paling Mahal karena Masih Baru Gak Pernah Dipakai
Sementara berdasarkan cerita legenda, nama Surabaya berasal dari kata Suro (ikan hiu) dan Boyo (buaya). Menurut mitos, dua hewan ini adalah binatang paling kuat yang berkelahi karena berebut wilayah kekuasaan. Keduanya bertarung hingga titik darah penghabisan demi mempertahankan wilayah masing-masing, hingga akhirnya berakhir seri.
Dalam pertarungan dahsyat ini, Boyo digigit Suro di pangkal ekor sebelah kanan. Hingga memaksa ekornya itu selalu membengkok ke kiri. Suro juga tergigit ekornya hingga hampir putus, lalu Sura kembali ke lautan.
Pertarungan itu sangat berkesan hingga akhirnya suro dan boyo dijadikan lambang kota. Namun ada juga sebahagian berpendapat, asal usul Surabaya diambil dari istilah Sura Ing Baya, yang berarti "berani menghadapi bahaya".
TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di KURUSETRA dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.