News

Siapa Pemilik SPBU Vivo yang Diserbu karena Jual BBM Rp 8.900, Lebih Murah Rp 1.100 dari Pertamina?

SPBU Vivo. Harga bensin di SPBU Vivo dijual lebih murah dari Pertalite yang dijual SPBU Pertamina. Foto: Instagram.
SPBU Vivo. Harga bensin di SPBU Vivo dijual lebih murah dari Pertalite yang dijual SPBU Pertamina. Foto: Instagram.

JAKARTA -- Harga BBM bersubsidi akhirnya naik juga. Pemerintah mengumumkan harga baru BBM bersubsidi yang dijual di SPBU Pertamina pada Ahad (3/9/2020) pukul 14.30 WIB, yakni Pertalite naik menjadi Rp 10.000 per liter dari sebelumnya dipatok Pertamina sebesar Rp 7.650 per liter dan Solar naik jadi Rp 6.800. Namun pascakenaikan harga BBM bersubsidi, BBM tanpa subsudi dijual lebih mudah dari harga Pertalite oleh SPBU Vivo.

Harga yang lebih murah itu membuat warganet menyarankan untuk rakyat beralih mengisi bensin di SPBU Vivo yang berada di bawah bendera PT Vivo Energy Indonesia, perusahaan sektor hilir minyak dan gas bumi yang masih terafiliasi dengan Vitol Group, raksasa minyak yang berbasis di Swiss. Perusahaan yang awalnya bernama PT Nusantara Energi Plant Indonesia (NEPI) ini didirikan di Rotterdam pada 1966. Perusahaan ini juga mengembangkan jaringan SPBU di Belanda, Singapura, Inggris, Australia, dan beberapa negara di Afrika.

BACA JUGA: Harga BBM Naik, Krisis Beras, Saking Susahnya Rakyat Makan Nasi Aking dan Bekicot di Zaman Jepang

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dari laman resminya disebutkan, Vitol Group bisa dibilang merupakan salah satu perusahaan penyalur BBM terbesar secara global. Pada 2021 perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar 279 miliar dollar AS dan pada 2020 perusahaan multinasional ini memperdagangkan 367 juta ton minyak mentah dan produk turunannya di jaringan lebih dari 40 negara.

Tak hanya menjual di hilir, Vitol Group juga merambah sektor hulu dengan ikut mengebor minyak di Afrika dengan produksi sekitar 55.000 barel per hari dengan blok minyak terbesar di Ghana. Sektor bisnis lain yang digeluti Vitol Group adalah kapal tangker minyak, kilang minyak, terminal migas, gas alam, dan energi terbarukan.

BACA JUGA: Rakyat Indonesia Hidup Susah dari Perang Diponegoro, Inflasi Zaman Soekarno, Krismon Era Soeharto

Di Indonesia, Vivo bersaing dengan SBPU swasta yang sudah lebih dulu ada seperti... baca di halaman selanjutnya.