Bung Karno: Kita adalah Bangsa Banteng, Bukan Bangsa Tempe!
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Karena Belanda pernah ditaklukkan Napolean, Pemerintah Hindia Belanda pada 1828 mendirikan Monumen Waterloo. Monumen ini merupakan ejekan atas kekalahan Kaisar Prancis itu di Waterloo (Belgia).
Di atas monumen terdapat patung seekor singa. Kemudian, lapangan ini juga disebut Lapangan Singa. Monumen ini diruntuhkan pada masa pendudukan Jepang (1942-1945). Setelah kemerdekaan, Bung Karno menamakannya Lapangan Banteng. Banteng merupakan lambang nasionalisme bangsa Indonesia.
BACA JUGA: Gus Dur dan Anak Petani yang Jadi Doktor di Jerman Mati Kutu karena Sepotong Tempeh
“Kita adalah bangsa banteng, bukan bangsa tempe," kalimat yang sering diucapkan Sukarno.
Pada pemilu 1955, dalam suatu kampanye PKI di lapangan ini, konon salah seorang pembicara mengatakan, “Saudara-saudara jangan memilih partai Islam karena nantinya Lapangan Banteng diubah namanya menjadi Lapangan Onta.”
BACA JUGA: Sejarah Tempeh, Makanan Indonesia yang Jadi Google Doodle Hari Ini
Tentu saja ini merupakan joke politik guna menggembosi partai lain. Sampai 1970-an, di sekitar Lapangan Banteng terdapat banyak kompleks militer. Di Jl Kwini, bagian belakang Hotel Borobudur dulunya merupakan salah satu markas Marinir.
Sebelum di bangun hotel berbintang lima pada 1960-an, terdapat barak-barak dan perumahan militer. Di daerah ini sampai 1970-an terdapat Markas Kodam V Jaya yang kini menjadi bagian Masjid Istiqlal.
BACA JUGA: Download GB WhatsApp Update Terbaru di Sini: Gratis, Bisa Punya 2 Akun di Satu HP
Bahkan di lokasi Departemen Agama, dulunya merupakan perumahan para perwira. Hingga dinamakan Jl Perwira. Belanda juga membangun sebuah rumah sakit militer yang besar, yang kini menjadi Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Subroto. Di dekatnya terdapat Batalion 10, dengan perumahan perwira yang memanjang hingga ke Jl Senen Raya, depan Atrium Senen.
Perumahan militer juga terdapat di Jl Siliwangi, berdekatan dengan Istana Daendels, yang kini menjadi bagian dari Atrium itu. Di abad ke-19 tiap Ahad sore di lapangan Banteng diadakan parade militer.
BACA JUGA: Download Minecraft PE 1.19.11 Versi Update: Resmi dan Banyak Fitur Baru
Di sini merupakan kesempatan bagi wanita dan pria Belanda untuk saling bertemu. Si gadis yang datang dengan kereta kuda dan berdandan seelok mungkin dengan gaya wanita borjuis berusaha memikat pria yang datang dengan menunggang kuda. Sementara klub Concordia di Jl Lapangan Banteng, bersama dengan klub Harmonie menjadi tempat pesta paling menarik di Weltevreden.
Di klub yang semula diperuntukkan bagi tempat hiburan para militer, bersama Shouwburg (kini gedung kesenian) di Pasar Baru, kala itu sering disajikan opera Verdi, atau Othello karya William Shakespeare. Sementara para wanitanya datang ke pesta taman di Concordia dengan busana mode terbaru yang mereka pesan dari Paris, London atau Brussel, demikian tulis seorang pengunjung pada 1862.
BACA JUGA: Y2Mate Apk: Download MP3 dari Video YouTube, Gratis tanpa Bayar, Aman, Cepat
Klub ini sekarang merupakan bagian sayap paling kiri dari gedung Depkeu. Pada masa RIS pernah digunakan sebagai tempat sidang wakil-wakil rakyat, sebelum mereka pindah ke Senayan.
Dengan belasan hotel dan berbagai tempat hiburan bermutu, sekonyong-sekonyong Batavia mendapatkan kembali pamornya ‘Ratu dari Timur’. Sehingga memikat para pengunjung dari Singapura untuk mendatanginya. Mereka dalam perjalanan wisata juga mengunjungi Buitenzorg (Bogor) dan daerah peranginan Puncak yang tidak mereka dapati di koloni Inggris itu.
.
DENGARKAN DONGENG PILIHAN UNTUK ANDA:
.
BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> FreeMP3Downloads: Gratis Download Lagu MP3 dan MP4, Cukup Ketik Judul Lalu Save di HP
> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan
> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.