Sejarah

Penyebab Kereta Anjlok Terungkap, Ternyata Gara-Gara Kerbau

Kereta Cepat Jakarta Bandung Anjlok. Di era Hindia Belanda, kecelakaan kereta terjadi karena sering ditabrak hewan peliharaan seperti kerbau.
Kereta Cepat Jakarta Bandung Anjlok. Di era Hindia Belanda, kecelakaan kereta terjadi karena sering ditabrak hewan peliharaan seperti kerbau.

CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Kabar anjloknya Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dan mesin pemasang rel hingga terguling sangat jauh dari jalur rel menghebohkan media sosial. Mesin pemasang rel ikut terguling sangat jauh dari rel paling ujung di kawasan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Ahad (18/12/2022) sore WIB. Insiden anjloknya kereta ternyata bukan kali ini saja, karena jauh 110 tahun lalu atau di era Hindia Belanda kecelakaan kereta api beberapa kali terjadi.

Pada 1914 dilaporkan sebuah kereta api uap dalam perjalanan dari Meester Cornelis (Jatinegara)-Priok anjlok dan gerbong bagian belakang yang terbuat dari kayu nyebur ke sungai di kawasan Ancol. Jika di era sekarang kecelakaan lebih banyak karena human error, pada tempo doeloe ”musuh utama” kereta api jurusan Jatinegara – Priok adalah kerbau.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

BACA JUGA: Bukan Hanya Argentina, Indonesia Juga Pernah Bikin Prancis Dapat Kekalahan Menyakitkan

Maklum di zaman baheula itu, antara Priok-Jatinegara yang sekarang ini sangat padat dengan perumahan di sisi kiri dan kanan rel, masih merupakan daerah persawahan. Hingga tidak jarang saat kereta api lewat tiba-tiba sang masinis dibuat kalang kabut dengan munculnya sapi. Maklum namanya saja binatang, hingga tidak takut bahaya kalau tertabrak kereta.

Karena kecelakaan ini terjadi di Kali Mati di kawasan Ancol sekarang ini, maka masyarakat mengaitkan dengan munculnya ‘Si Manis dari jembatan Ancol’. Yang menjadi ‘penunggu’ di kawasan yang sekarang ini menjadi pusat rekreasi terkemuka di Jakarta.

BACA JUGA: Gus Dur Bicara Kekalahan Argentina di Piala Dunia

Apalagi sebelumnya pernah terjadi kecelakaan di jalur yang sama, yang merupakan kecelakaan ‘terbesar’ dalam sejarah. Sedang dalam kecelakaan kereta api yang terakhir ini, untuk tidak ada korban meninggal.

Tetapi pegawai-pegawai bangsa Belanda yang kerja di Priok itu sempat juga panik dan pakaian mereka yang putih-putih itu menjadi lumpur kali Ancol. Kereta api Meester- Priok ini baru digerakkan oleh tenaga listrik setelah 1925, bertepatan ulang tahun ke-50 perkeretaapian di Hindia Belanda. Sedangkan kereta api uap seperti terlihat dalam foto jalannya masih merayap.

.

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> SssTikTok: Download Video Gratis dari TikTok, Aman dari Virus, Hasil Video Bebas Watermark dan HD

> Download Lagu Pakai Y2Mate Gratis dari YouTube, Gampang, Cepat, Dijamin Aman

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Download GB WhatsApp Versi November 2022: Gampang, Cepat, Gratis, Nikmati Sederet Fitur Update

> Download Minecraft PE 1.19.11 Versi Terbaru, Legal dan Gratis Nikmati Fitur Update Terbaru

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> SssTikTok: Download Video TikTok tanpa Watermark, Gratis, Mudah Video Langsung Save di HP

> Jadwal Ganjil-Genap Kawasan Puncak Bogor Akhir Pekan November 2022

> SnapTik: Gratis Download Video TikTok tanpa Instal Aplikasi, Mudah Bebas Watermark, Kualitas HD

> FreeMP3Downloads: Gratis Download Lagu Indonesia, Barat, Korea, Gampang dan Cepat

> Download GB WhatsApp Gratis dari Google Chrome: Gampang, Anti-banned, Banyak Fitur Rancak

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.