News

Adopsi Boneka Arwah, Tren Menyimpang dari Thailand

Spirit Doll atau boneka arwah pernah menjadi trend di Thailand pada 2015. Di Thailand boneka ini diberi nama Luk thep atau secara harfiah diterjemahkan sebagai
Spirit Doll atau boneka arwah pernah menjadi trend di Thailand pada 2015. Di Thailand boneka ini diberi nama Luk thep atau secara harfiah diterjemahkan sebagai "Anak Malaikat".

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Persada Indonesia beberapa pekan terakhir diramaikan dengan kabar sejumlah publik figur mengadopsi sebuah boneka yang disebut sebagai Spirit Doll atau popular disebut Boneka Arwah. Boneka yang ditebus dengan harga tak murah itu diklaim mampu memberikan ketenangan dan meningkatkan kepercayaan diri kepada para pengadopsinya.

Permasalahan timbul lantaran boneka tersebut ternyata bertentangan dengan ajaran agama, terutama Islam. Alasannya boneka itu diisi oleh "arwah anak kecil" (jin) sehingga diyakini menjadi anak bagi pengapdosinya, ini diyakini bisa merusak akidah orang tua asuhnya.

Di sejumlah toko online, boneka arwah ini dijual mulai dari Rp 450.000 sampai Rp 10 jutaan. Ya, Anda tak salah baca, harga maharnya lebih tinggi dari UMR DKI Jakarta. Lantas apakah yang membuat boneka arwah ini laris manis dan banyak peminatnya?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kita awali tulisan ini dari maraknya boneka arwah dimiliki warga Indonesia. Boneka arwah mulai menjadi perhatian masyarakat setelah seorang pesohor mengunggah foto sebuah anak bayi yang disebut spirit doll. Sejak itu, informasi boneka arwah bertebaran di jagat media sosial.

Usut punya usut, tak hanya satu orang saja yang mengadopsi boneka arwah, sejumlah pesohor di negeri ini ternyata juga memilikinya di rumah. Setelah itu, sejumlah video dari para orang tua asuh boneka arwah lalu mulai bertaburan di media sosial.

Sejatinya, boneka arwah adalah tren impor yang sudah merebak sejak 2015 di Thailand. Rakyat Negeri Gajah Putih itu terjangkit tren memelihara boneka yang disebut Luk thep atau secara harfiah diterjemahkan sebagai "Anak Malaikat". Boneka ini dipercaya membawa keberuntungan, sehingga pemiliknya membawanya ke kuil untuk diberkati para biksu-biksu Budha.

Rakyat Negeri Gajah Putih itu terjangkit tren memelihara boneka yang disebut Luk thep atau secara harfiah diterjemahkan sebagai
Rakyat Negeri Gajah Putih itu terjangkit tren memelihara boneka yang disebut Luk thep atau secara harfiah diterjemahkan sebagai "Anak Malaikat".

Koresponden Asia Tenggara BBC, Jonathan Head melaporkan hasil wawancaranya dengan seorang biksu di Thailand terkait boneka arwah. Di Thailand, upacara pemberkatan pada benda-benda mati menjadi jimat keberuntungan sudah jamak dilakukan oleh para biksu. Upacara yang disebut "Plook Sek" itu memberkati mobil hingga boneka.

"Setiap orang punya kepercayaan mereka sendiri-sendiri. Tapi kepercayaan mereka pada kekuatan luk thep sangat besar. Saat kehidupan mereka membaik, mereka memuja luk thep, tapi ketika keadaan memburuk, mereka meninggalkan boneka-boneka itu di sini [kuil], karena mereka tahu kami menerima mereka," kata Biksu Phra Prasit Warayan seperti disitat dari BBC.

Di Kuil Sawang Arom ada sebuah ruangan yang penuh dengan boneka luk thep yang ditinggalkan pemiliknya karena kecewa. Para biksu menyajikan minuman soda berwarna merah yang konon sangat disukai oleh para boneka yang sejatinya sudah menjadi tradisi sejak ratusan tahun lalu di Thailand. Boneka yang disebut Kuman Thong itu di masa lalu dipoles dan disepuh menggunakan janin bayi mati yang dibakar sampai kering sebagai bahan utamanya.

Karena itu, para pembuatnya yakin Kuman Thong menyerap kekuatan magis sangat kuat. Boneka itu pun harus terus diberi makan, minum, dan pakaian.

Kepopuleran boneka Kuman Thong pasca-Perang Dunia II, membuat permintaan melesat. Sehingga janin bayi mati yang menjadi bahan dasar membuat boneka perlahan-lahan diganti dengan plastik.

Sementara dunia Barat memanfaatkan boneka tersebut sebagai terapi para ibu yang kehilangan anaknya. Di medio 1990-an, para seniman boneka memodifikasi boneka vinyl yang sudah lebih dulu berkembang dengan menambahkan cat untuk warna kulit, pembuluh darah, menggantikan mata dengan bola kaca hingga memasangi rambut satu per satu dengan cara micro-rooting. Beberapa boneka bahkan dipasangi alat elektronik sehingga bisa bergerak dan tampak seperti bernapas. Boneka itu disebut Reborn Doll.