Gurihnya Kerak Telor, Makanan Betawi Paling Kesohor
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Untuk warga Jakarta pasti pernah mendengar makanan yang satu ini, kerak telor. Makanan khas Betawi ini semakin tersohor karena dijajakan di Pekan Raya Jakarta yang digelar untuk merayakan HUT Kota Jakarta. Namun, siapa yang sangka ternyata kudapan gurih nan nikmat ini ditemukan secara tidak sengaja.
Kerak telor adalah makanan berbahan beras ketan, telur (bebek atau ayam), dengan taburan serundeng kelapa dan bawang goreng di atasnya. Makanan ini dimasak menggunakan kuwali atau wajan yang dibakar di atas tungku kecil dengan arang sebagai bahan bakarnya. Dihidangkan ketika masih hangat, rasa kerak telor akan semakin endes.
Dalam cerita rakyat, makanan ini tercipta ketika masyarakat Betawi di Batavia era penjajahan kompeni belanda mencoba beragam makanan dengan memanfaatkan buah kelapa yang berlimpah. Uji coba itu menghasilkan jenis makanan baru yang disebut kerak telor.
Mulanya makanan ini hanya terbatas dinikmati warga Betawi. Namun ketika tahun 1970-an, warga Betawi mulai memperkenalkan kepada masyarakat luas, terutama kepada para pendatang. Tak disangka makanan ini pun masuk menu favorit masyarakat kelas atas.
Namun, seiiring waktu, kerak telor bisa dinikmati semua kalangan masyarakat, mengingat harganya yang semakin terjangkau. Apalagi, kerak telor semakin populer sejak ikut serta meramaikan Pekan Raya Jakarta.
Versi lain dari kehadiran kerak telor datang dari laporan Bataviaasch Nieuwblad terbitan 12 Februari 1903. Kala itu bertepatan dengan perayaan Tjap Go Meh di Pintu Besar, kerak telor masih disebut sebagai kerak ketan.
Banyak warung-warung yang menyediakan buah-buahan, makanan dan minuman, termasuk kerak ketan. Setelah Indonesia merdeka, penyebutan kerak ketan perlahan berganti menjadi kerak telor. Di lapangan Kramat dan Pusat Pasar Senen, banyak penjual yang dikerumuni para pemuda yang mengantre.
Sayangnya, makanan ini jarang ditemui di banyak tempat. Warung makan Betawi pun belum tentu memasukkan kerak telor dalam daftar menunya.
Tetapi, Anda bisa merasakan sensasi kehangatan sekaligus kriuknya kerak telor di sejumlah perkampungan Betawi. Salah satunya di Setu Babakan. Harganya sekitar Rp 18-25 ribu per porsi, tergantung memakai telur bebek atau telur ayam.
Baca Juga: Buaya Putih Penunggu Setu Babakan, Jelmaan Gadis yang Cintanya tak Direstui