Sejarah

Timnas Indonesia Vs Palestina dan Kisah Soekarno Menentang Penjajahan Israel

Timnas Indonesia akan menjamu Timnas Palestina, Rabu (14/6/2023) di Stadion Gelora Bung Tomo. Foto: Republika.
Timnas Indonesia akan menjamu Timnas Palestina, Rabu (14/6/2023) di Stadion Gelora Bung Tomo. Foto: Republika.

CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.

Timnas Indonesia akan menjamu Timnas Palestina dalam laga uji coba, Rabu (14/6/2023) malam ini. Duel tersebut akan digelar di Stadion Gelora Bung Tomo mulai pukul 19.30 malam WIB. Bicara Palestina, Indonesia punya ikatan erat, terlebih negara tersebut hingga saat ini masih dijajah Israel.

Pembelaan Indonesia terhadap bangsa Palestina sudah dimulai jauh sebelum merdeka. Presiden pertama RI, Soekarno tercatat sebagai salah satu tokoh yang sangat gigih membela perjuangan rakyat Palestina.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

.

BACA JUGA: Gus Baha: Sampai Kiamat Pun Palestina-Israel tak Bisa Berdamai

Pada 1962, ketika di Jakarta diselenggarakan Asian Games ia menolak kehadiran kontingen Israel. Jakarta terpaksa harus menghadapi konsekuensi dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang menarik diri sebagai pelindung AG IV.

IOC bahkan melarang benderanya dikibarkan di Jakarta. Puncaknya, Indonesia keluar IOC. Setahun kemudian, Indonesia menyelenggarakan Ganefo (Games of the New Emerging Forces) di Jakarta, yang sukses besar dan dihadiri 48 negara.

BACA JUGA: Cerita Kiai Ditipu Orang China Makan Daging Babi Tapi Malah Berterima Kasih

Sebelumnya (1957), ketika kesebelasan PSSI lolos di zona Asia dan tinggal menghadapi Israel untuk ikut ke Piala Dunia, Indonesia menolak untuk main di Jakarta atau di Tel Aviv. Indonesia hanya mau bermain di tempat netral, tanpa lagu kebangsaan. Tapi persatuan sepak bola dunia (FIFA) menolak usul RI, akibatnya Indonesia terhambat ke Piala Dunia.

Ketika Indonesia keluar dari PBB pada 7 Januari 1964, salah satu alasan Bung Karno adalah, “Dengan menguntungkan Israel dan merugikan negara Arab (termasuk Palestina), PBB nyata-nyata menguntungkan imperialisme dan merugikan kemerdekaan bangsa-bangsa.” Bung Karno yang menuduh PBB merupakan kepanjangan tangan AS dan sekutunya, menamakan PBB lebih jelek dari mimbar omong kosong.

BACA JUGA: Patung Dewa Hermes Berusia Satu Abad Nyemplung ke Kali Harmoni