Gus Baha: Andai Tahlilan Baik Pasti Dilakukan Sahabat, Gak Mungkin Kan Sahabat Nahlili Nabi Muhammad
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Salah satu tradisi sebagian umat Islam Indonesia adalah tahlilan, yang tujuannya mengirimkan doa dan menghadiahkan pahala bacaan Alquran serta dzikir kepada orang yang sudah meninggal dunia. Namun ternyata tahlilan awalnya hanya dikenal umat Islam di Pulau Jawa saja dan tidak dilakukan atau ada pada zaman Nabi Muhammad Shalallahu Alahi Wassalam atau para sahabat. Sehingga, tradisi ini pun disebut sebagai bid'ah.
Perdebatan soal tahlilan pun tidak pernah rampung. Tradisi tahlilan misalnya melekat erat di kalangan NU, sementara warga Muhammadiyah tidak mengenal tahlilan. KH Ahmad Bahauddin atau yang akrab disapa Gus Baha punya penjelasan terkait perdebatan tiada akhir tersebut.
BACA JUGA: Mengapa Orang Muhammadiyah tidak Tahlilan?
“Maka orang-orang di luar sana mengatakan, andaikan tahlil itu baik, pasti dilakukan sahabat. Itu logika yang keliru. Sahabat nggak mungkin kan nahlili Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Mengatakan inkana muhsinan. Sido kafir ngoten niku (jadi kafir begitu itu),” kata Gus Baha kanal YouTube Kalam - Kajian Islam pada Kamis (10/9/2020).
Menurut Gus Baha, jika ada seorang murid yang menggelar tahlil untuk gurunya merupakan sebuah bentuk yang kurang ajar. "Karena ada salah satu bacaan dalam tahlil yang mengatakan 'andai dia baik, tambahkanlah kebaikannya'," kata Gus Baha.
BACA JUGA: Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja