Kesultanan Demak "Kebumikan" Kerajaan Pajajaran Gara-Gara Bersekutu dengan Portugis
CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Mendatangi Bandar Sunda Kalapa kita akan mendapati puluhan kapal phinisi tengah berlabuh. Kapal layar yang berdatangan dari berbagai tempat di Nusantara ini sebagian tengah melakukan bongkar muat. Membawa kayu, semen, dan bahan bangunan lainnya untuk kebutuhan Jakarta.
Terlihat juga para kuli sibuk mengangkut bahan-bahan pokok untuk dinaikkan ke kapal-kapal itu guna dikirim ke daerah-daerah. Mungkin terdapat minyak goreng yang kini meroket harganya.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Takut Buka Mulut di Era Soeharto, Orang Indonesia Pilih Periksa Gigi di Singapura
Meskipun tak lagi seramai pada masa VOC, bandar Sunda Kalapa yang perannya sudah digantikan pelabuhan Tanjung Priok, masih terlihat sibuk. Lebih ramai dari palabuhan Karangantu di Banten yang pada masa lalu jadi saingan utamanya.
Di Pelabuhan Sunda Kalapa juga di Priok telah beberapa kali para pengemudi angkutan, pemilik barang dan ekspedisi, melancarkan demo karena tidak tahan atas merajalelanya pungli. Memang, pungli seperti juga korupsi, telah menjadi budaya di negeri ini. Para pelakunya termasuk orang dalam, tidak menyadari akibat perbuatan mereka bukan saja negara dirugikan, tetapi mengakibatkan terpukulnya para eksportir dan importir.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Sowan ke Istana, Kiai se-Indonesia Malah Bahas Keangkeran Istana Presiden