Sejarah

Harimau Jawa Tiba-Tiba Muncul dan Menerkam 14 Penebang Kayu


LAPANGAN BANTENG ABAD 19
Dalam foto di atas terlihat pohon-pohon rindang terlihat di sekeliling lapangan terluas kedua di Jakarta setelah Monas. Ketika itu, sebuah monumen berdiri tegak yang sekarang ini letaknya kira-kira diujung Jl Perwira sejajar dengan Kementerian Agama.

Monumen ini didirikan untuk mengenal Mayor Jenderal Andres Victor Michiels, seorang komandan di Sumatera Barat, yang tewas ketika bertugas memadamkan pemberontakan di Bali pada 23 Mai 1849. Monumen yang terletak di ujung bagian barat Lapangan Banteng, kala itu bernama Willemlaan (kini Jl Perwira). Monumen kolonial ini dihancurkan pada masa Jepang (1942-1945). Di sampingnya tampak gereja Katedral dengan menaranya yang menjulang tinggi.

BACA JUGA: Heboh Rendang Babi, Ini 5 Alasan Mengapa Orang Islam Haram Makan Daging Babi

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Berdampingan dengan katedral pada tahun 1960-an, Bung Karno mulai membangun Masjid Istiqlal, yang sebelumnya sebuah benteng Belanda. Pada masa Belanda lapangan ini disebut Waterlooplein, untuk mengejek kekalahan Napoleon Bonaparte di Waterloo, Belgia (1815).

Sampai tahun 1960’an, banyak warga masih menyebut jalan di sekitar Lapangan Banteng Waterlooplein. Sedangkan lapangannya sendiri disebut Lapangan Singa, karena terdapat tugu berupa patung singa di atasnya, yang diruntuhkan pada masa penjajahan Jepang. Presiden Soeharto pada 1963 membangun Tugu Pembebasan Irian Barat, tepat di atas tugu singa.

BACA JUGA: Kerajaan Banten Harus Dihancurkan atau VOC yang akan Lenyap

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Seperti Cinta, Kisah Sejarah Juga Perlu Diceritakan