Sejarah

Menteng, Daerah Elite dan Mentereng yang Dulunya Sepi Kini Jadi Kerajaan Banci

Perumahan di Menteng. Sejak dibangun era Belanda, Menteng memang menjadi kawasan elite dan mentereng. Foto: IST.
Perumahan di Menteng. Sejak dibangun era Belanda, Menteng memang menjadi kawasan elite dan mentereng. Foto: IST.

CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Kawasan Menteng menjadi salah satu wilayah terbanyak di Jakarta yang memiliki bangunan cagar budaya. Menteng mulai dibangun tahun 1920-an bersamaan dengan Gondangdia oleh perusahaan real estate NV De Boewploeg yang kantornya kini jadi Masjid Cut Meutiah. Nama Gondangdia hingga kini tetap bertahan sekalipun berganti nama Jl RP Suroso.

Berdasarkan peta 1874, Jl Kebon Sirih (Jakarta Pusat) menandakan batas selatan Kota Batavia. Menurut peta tersebut, Taman Ismail Marzuki (TIM) di Cikini, yang pernah menjadi kediaman pelukis Raden Saleh, sudah dikembangkan sebagai ‘Kebon Tanaman dan Binatang.’ Kebun Binatang tersebut hingga kini masih menjadi nama jalan di Cikini, Jakarta Pusat. Kemudian, dipindahkan ke Ragunan, Jakarta Selatan, oleh Gubernur Ali Sadikin.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

BACA JUGA: Sejarah Reog Ponorogo yang Diklaim Malaysia di UNESCO

Ketika Menteng dibangun sebagai kawasan elite Eropa, para penduduknya, warga Betawi, dipindahkan ke Karet, Jakarta Pusat. Mereka yang tergusur itu telah meninggikan tuntutan ganti rugi dari lima sen menjadi lima perak (gulden) per meter persegi. Kita perlu mengacungkan jempol pada Syarikat Islam (SI) yang dengan gigih membela para penduduk hingga mereka mendapat ganti rugi yang layak saat penggusuran.

Rumah-rumah Menteng ini dirancang dalam gaya vila Belanda yang disesuaikan dengan iklim tropis. Adolf Heyken SJ dan Grace Pamungkas ST dalam buku ”Menteng Kota Taman Pertama di Indonesia” mengutip pernyataan Ir HP Berlage, tokoh arsitek Belanda tahun 1920-an. Saat berkunjung ke Batavia (1928), Barlage yang ditugaskan sebagai penasihat perkembangan Kota Batavia menyebutkan, ”Menteng sebagai Europese Buurt (lingkungan Eropa), mirip dengan Minervalaan kawasan sangat elite di selatan Kota Amsterdam.”

BACA JUGA: Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

Kalau kawasan di Amsterdam itu luasnya hanya 30 hektare, Menteng lebih dari 600 hektare. Meskipun sudah puluhan kawasan permukiman baru dan modern dibangun di ibu kota akhir-akhir ini, Menteng tetap merupakan permukiman elite, tempat kediaman orang-orang bergengsi, mulai dari presiden hingga pengusaha terkemuka.