Istilah Priangan Muncul Gara-Gara Penolakan Prabu Siliwangi Memeluk Agama Islam
CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Parahyangan atau sering disebut Priangan adalah kata yang merujuk kepada bumi Jawa Barat, khususnya kota Bandung. Akar dari munculnya kata ini ternyata berasal dari penolakan Prabu Siliwangi untuk memeluk agama Islam.
Budayawan Betawi, Drs Ridwan Saidi merawikan soal kemunculan kata Priangan. Dimulai dari masuknya Islam di tanah Betawi atau Batavia pada 1412, yang digerakkan Syekh Kuro, seorang ulama dari Campa (Kamboja). Pada tahun tersebut, Syekh Kuro telah membangun sebuah pesantren di Tanjung Puro, Karawang.
BACA JUGA: Hubungan Tugu Kujang dengan Prabu Siliwangi yang tak Tertandingi
Pesantren Syekh Kuro mempunyai santri salah satunya Nyai Subanglarang, salah seorang istri Prabu Siliwangi. Hal ini menunjukkan proses Islamisasi tidak hanya terjadi pada kalangan rakyat biasa, juga pada tingkat elite.
Menurut legenda, Sang Prabu Siliwangi menolak masuk Islam, ketika diimbau oleh putranya Kian Santang atau Pangeran Cakrabuana. Proses Islamisasi di Jakarta dan sekitarnya di abad ke-14 sampai ke-16 tidak dapat dilakukan tanpa menyebut nama-nama besar seperti Kian Santang. Ia tanpa ragu-ragu mengikuti jejak ibunya, memeluk Islam.
BACA JUGA: Profil Kapiten Pattimura: Agama dan Perjuangannya Melawan Belanda, Benarkah Beragama Islam?
Setelah terjadi proses Islamisasi, Prabu Siliwangi lalu ngahyang atau meng-hyang. Menurut Ridwan Saidi, dari sinilah muncul kata: ""Parahyangan" alias "Priangan".
Priangan atau Parahyangan sering diartikan sebagai tempat para rahyang atau hyang. Masyarakat Sunda kuno percaya bahwa roh leluhur atau para dewa menghuni tempat-tempat yang luhur dan tinggi. Karena itu, wilayah pegunungan dianggap sebagai tempat hyang bersemayam.
BACA JUGA: Download Video TikTok Tanpa Watermark Gratis Pakai SssTikTok, Mudah, Cepat, dan Kualitas Video HD
Kata ini berasal dari dari gabungan kata pa-rahyang-an. Pa menunjukkan bentuk awalan pa dalam basa Sunda yang bermakna tempat, Rahyang atau hyang atau yang adalah sebutan untuk raja agung atau dewa, sedangkan akhiran -an menunjukkan bentuk kata benda dari kata 'Parahyangan' yang berarti 'tempat dewa-dewa'.
Namun menurut Ridwan Saidi, hingga sekarang masih menjadi pertanyaan besar: Apakah Prabu Siliwangi menolak ajakan putranya masuk Islam, atau menerima ajakan itu secara diam-diam?
BACA JUGA: Misteri Agama Prabu Siliwangi, Apakah Masuk Islam karena Nikahi Nyai Subang Larang?
Kian Santang cukup berjasa dalam dakwah dan penyebaran Islam di tanah Batavia.. baca di halaman selanjutnya...