Sejarah

Demi Jaga Budaya Indonesia, Orde Lama Larang Pemuda Mainkan Musik Ngak-Ngik-Ngok

Bung Karrno. Pemerintah Orde Lama khususnya Soekarno mengecam segala bentuk busana yang mengobral aurat.
Bung Karrno. Pemerintah Orde Lama khususnya Soekarno mengecam segala bentuk busana yang mengobral aurat.

CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Kalau saja Bung Karno dapat dibangunkan kembali dari kuburnya, tentu ia akan risau, bahkan gusar melihat moral anak bangsa sekarang. Cobalah lihat acara di televisi. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun sempat menyatakan perang terhadap pornografi yang dinilai makin marak di tayangan televisi-televisi. ”Pornografi sumber maksiat yang harus diperangi,” demikian pernyataan MUI. DPR setuju untuk membahas RUU Antipornografi akibat kebebasan berekspresi yang kebablasan.

Selama bertahun-tahun Bung Karno dikenal paling gigih mengecam segala bentuk busana yang mengobral aurat. Termasuk musik dan lagu-lagu ngak-ngik-ngok sekalipun moralitas yang dicanangkan oleh Bung Karno dinilai sangat berlebihan hingga dianggap memasung kreasi para seniman. Contohnya adalah ketika ia melarang dan kemudian memenjarakan pemain Band Koes Ploes.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

BACA JUGA: Ferdy Sambo Terancam Hukuman Mati, Teringat Soekarno Tandatangani Surat Eksekusi Mati Kartosuwiryo

Tapi, tindakan terhadap Koes Ploes ini lebih banyak dilakukan karena ulah Jaksa Aroean SH yang over acting, sementara Bung Karno tidak menyuruh demikian. Bung Karno menyatakan, ”Kita berjuang untuk membangun national dignity (harga diri nasional).” Untuk itu, menurut pendapatnya, tidak ada yang lebih indah dari berkepribadian nasional dalam bidang kebudayaan.

”Bukan saja bumi dan alam kita kaya raya, juga kebudayaan kita, kesusasteraan kita, seni tari kita, semuanya kaya raya. Sayangnya, kita bukan membubung tinggi kebudayaan nasional yang kita bangga-banggakan, tetapi kita tergila-gila pada rock and roll, geger ributnya swing, mamborock, dan banjirnya literatur komik picisan tidak bermutu.”

BACA JUGA: Kemarahan Soekarno Memuncak: Separuh Kekayaan Singapura Berasal dari Kerja Keras Rakyat Sumatra

Pada masa Bung Karno belum nongol tabloid dan majalah porno yang kini dijual sangat bebas dan terpancang di kios dan toko-toko. Ketika Bung Karno mengumandangkan ‘berkepribadian di bidang kebudayaan’ bersamaan dengan berdaulat bidang politik dan berdikari di bidang ekonomi, ia juga mengecam rambut gondrong yang pada 1960-an banyak ditiru pemuda saat jayanya The Beatles. ”Apabila ada pemuda berambut gondrong, saya perintahkan agar mereka diplontos,” tegas Bung Karno.

Konon kala itu Bung Karno pernah melarang kedatangan band musik dari Inggris ini ke Indonesia ketika ada yang hendak mensponsorinya. Tidak ampun lagi juga celana ketat (bray-cut yang kecil di bagian bawah menjadi cemoohannya.

BACA JUGA: Download Video YouTube Pakai YTMP3 Ubah Jadi Lagu (MP3): Cepat, Mudah, dan Gratis

Berita Terkait

Image

4 Patung Bersejarah Warisan Soekarno di Jakarta, Ada yang Disebut Sebagai Simbol PKI