Sejarah

Sejarah Pembentukan Polwan (Polisi Wanita) yang Hari Ini Berusia 74 Tahun: Ini Enam Polwan Pertama

Sejarah Polwan. Briptu Hikma merupakan salah seorang anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Foto: Instagram.
Sejarah Polwan. Briptu Hikma merupakan salah seorang anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Foto: Instagram.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Hari ini, 1 September 2022 polisi wanita (polwan) berusia 74 tahun. Sepanjang tujuh dekade polwan sudah mengubah wajah polisi dari anggapan seram menjadi lebih teduh.

Dalam laman museumpolri.org, terbentuknya polwan berawal dari inisiatif organisasi wanita dan organisasi wanita Islam di Bukittinggi pada 1948. Saat itu kepolisian setempat menghadapi kesulitan-kesulitan memeriksa korban, tersangka, atau saksi yang berjenis kelamin perempuan, terutama pemeriksaan fisik dalam menangani kasus. Akibatnya, Hal tersebut mengakibatkan polisi sering kali meminta bantuan para istri polisi dan pegawai sipil wanita.

BACA JUGA: Lirik Lagu September Cerita yang Dinyanyikan Vina Panduwinata

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Karena itu, organisasi wanita dan organisasi wanita Islam di Bukittinggi meminta pemerintah untuk mengikutsertakan wanita dalam pendidikan kepolisian. Atas dasar itulah Cabang Djawatan Kepolisian Negara untuk Sumatera di Bukittinggi memberikan kesempatan para wanita menjadi polisi.

Dari proses seleksi tersebut, pada 1 September 1948 terpilihlah enam wanita pertama yang resmi disertakan dalam pendidikan kepolisian di SPN Bukittinggi. Keenam wanita itu ikut pendidikan kepolisian bersama 44 siswa laki-laki. Keenam wanita itu adalah Mariana Saanin, Nelly Pauna, Rosmalina Loekman, Dahniar Sukotjo, Djasmainar, dan Rosnalia Taher.

BACA JUGA: Kisah Perang Saudara dalam Kesultanan Banten di Balik Asal Usul Ragunan

Namun baru saja menjalani pendidikan, Indonesia yang ketika itu baru merdeka mendapatkan kembali ancaman dari Belanda saat melancarkan agresi militer II pada 19 Desember 1948. Agresi militer Belanda itu pun membuat pendidikan keenam calon polwan dan 44 calon polisi dihentikan dan ditutup.

Setelah agresi militer selesai, Belanda menyerah dan mengakui kedaulatan Indonesia, barulah keenam polisi wanita itu melanjutkan pendidikan di SPN Sukabumi. Ke enam calon inspektur polisi wanita itu diberikan pelajaran mengenai ilmu-ilmu kemasyarakatan, pendidikan dan ilmu jiwa, pedagogi, sosiologi, psikologi, dan latihan anggar, jiu jit su, judo, serta latihan militer.

BACA JUGA: SssTiktok, Download Video TikTok tanpa Watermark Gratis Sepuasnya: Dijamin Aman, Cepat, dan Mudah