Sejarah

Seberapa Kaya Kesultanan Banten, Sampai Mampu Bikin Bangsa Eropa Berdatangan

Bangsa Eropa berdatangan ke Kerajaan Banten untuk berdagang.
Bangsa Eropa berdatangan ke Kerajaan Banten untuk berdagang.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Banten, sekitar 500 tahun lalu, pernah menjadi bandar terbesar di pulau Jawa. Bangsa Portugis, bukanlah pedagang asing pertama yang mencari lada dan rempah-rempah lainnya di Karangantu, pelabuhan Banten. Karena jauh sebelumnya, mereka didahului saudagar-saudagar Cina, Arab, Gujarat, dan Turki — yang mengangkut rempah-rempah dari bandar Karangantu yang ramai — melalui Teluk Parsi. Kemudian mereka menjualnya kepada pembeli Eropa yang sangat berhasrat.

Lada, saat itu bukan untuk dijadikan bumbu masak. Melainkan untuk memelihara kesehatan badan: ‘menghangatkan perut dan mengurangi sakit perut yang disebabkan oleh cuaca dingin dan angin.’

BACA JUGA: Download Lagu MP3 Gratis dari YouTube Pakai MP3 Juice: Cepat dan Mudah Simpan di HP

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pelaut Belanda, Inggris, Prancis, dan Denmark juga mengikuti jejak pelaut Portugis ke arah sumber lada dan rempah-rempah lainnya yang luar biasa khasiatnya waktu itu. Kala itu, mereka tidak singgah di Sunda Kelapa, tapi di Banten, 75 km sebelah barat Sunda Kelapa.

Banten mengalami masa jayanya pada masa Sultan Maulana Yusuf (1570-1580). Ia putra Sultan Maulana Hasanuddin, pendiri Kerajaan Islam Banten. Begitu majunya perdagangan kala itu, hingga Banten menjadi tempat penimbunan barang dari segala penjuru dunia, yang kemudian disebarkan ke seantero Nusantara.

BACA JUGA: Mengapa Soekarno Ngotot Ingin Membangun Monas?

Situasi perdagangan di bandar internasional Karangantu saat itu digambarkan sebagai berikut: Pedagang dari Cina membawa uang kepeng, terbuat dari timah hitam yang juga disebut picis. Dengan jung-jung yang tidak hentinya berdatangan ke Banten, mereka membawa porselen, sutera, bludru, benang emas, kain sulaman, jarum, sisir, payung, kertas, dan berbagai barang lainnya.

Orang Arab dan Persia membawa permata dan obat-obatan. Pedagang Gujarat (India) menjual kain, kapas, dan sutra. Orang Portugis membawa kain dari Eropa dan India. Para pedagang ini kembalinya ke negara mereka membawa lada dan rempah-rempah, yang mereka beli dari para pedagang yang berdatangan dari Nusantara ke Banten.

BACA JUGA: Fenomena Dukun Palsu dan Ritual Pemanggilan Arwah di Rumah Setan Anggota Freemason