Kisah Penindasan Buruh di AS di Balik Peringatan Hari Perempuan Internasional (Internasional Women's
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Saban tahun setiap tanggal 8 Maret dunia memperingati Hari Perempuan Internasional atau Internasional Women's Day. Perayaan ini pertama kali digelar Partai Sosialis Amerika pada 28 Februari 1909 di New York, Amerika Serikat
Hari Perempuan Internasional 2023 mengusung tema “DigitALL: Innovation and Technology for Gender Equality”. Dinukil dari situs UN Women, salah satu entitas PBB untuk Kesetaraan Jender dan Pemberdayaan Perempuan, tema itu dipilih karena kesenjangan gender yang terjadi kepada perempuan terhadap akses teknologi. Representasi perempuan yang kurang dalam pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering and Math) dan karier di bidang teknologi digital tetap menjadi penghalang utama bagi partisipasi kaum hawa dalam desain dan tata kelola teknologi.
BACA JUGA: Lirik, Terjemahan Makna Lagu Padang Bulan yang Viral di Instagram, Ternyata Diciptakan Sunan Giri
Selain kesenjangan gender pada bidang pendidikan dan karier teknologi, dunia digital dinilai juga kurang memberikan keleluasaan akibat ancaman kekerasan online berbasis gender. Selain itu, ditambah dengan kurangnya bantuan hukum untuk kasus-kasus kekerasan daring.
Pada saat yang sama, teknologi digital membuka pintu baru bagi pemberdayaan perempuan, anak perempuan, dan kelompok terpinggirkan lainnya secara global. Dari pembelajaran digital yang responsif gender hingga layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang difasilitasi teknologi, era digital telah menunjukkan peluang yang belum pernah ada sebelumnya untuk menghilangkan segala bentuk kesenjangan dan ketidaksetaraan.
BACA JUGA: Ustadz Khalid Basalamah: Tak Ada Sholat Khusus Nisfu Syaban, Hadistnya Palsu
Pada 8 Maret 1917, demonstrasi dilakukan para perempuan di Petrograd, Rusia. Demonstrasi itu memicu terjadinya Revolusi Rusia. Hari Perempuan Internasional secara resmi dijadikan sebagai hari libur nasional di Soviet Rusia pada tahun 1917 dan dirayakan secara luas di negara sosialis maupun komunis. Sementara pada 1977, Hari Perempuan Internasional diresmikan sebagai perayaan tahunan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memperjuangkan hak perempuan dan mewujudkan perdamaian dunia.
Sebuah cerita yang beredar di lingkaran internal para kolomnis Prancis, ada seorang perempuan dari buruh pabrik tekstil melakukan demonstrasi pada 8 Maret 1857 di New York. Demonstrasi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk melawan penindasan dan gaji buruh yang rendah, tetapi demonstrasi tersebut dibubarkan secara paksa oleh pihak kepolisian.
BACA JUGA: Pangeran Jayakarta, Dikalahkan Belanda Bangun Negara Bernama Jatinegara
Pada 8 Maret 1907, Hari Perempuan Internasional diresmikan sebagai peringatan terhadap kasus yang terjadi 50 tahun yang lalu. Temma Kaplan berpendapat, "peristiwa tersebut tidak pernah terjadi, tetapi banyak orang Eropa yang percaya bahwa tanggal 8 Maret 1907 merupakan awal dari terbentuknya Hari Perempuan Internasional."
.
BACA JUGA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Berburu Janda Pejabat Belanda di Batavia, Orang Tionghoa Cari PSK di Mangga Besar
> Humor Gus Dur: Kiai Kampung Kesal di Jakarta Kencing Harus Bayar Mahal
> Karena Kurang Biaya, Pemerintah Hindia Belanda Batalkan Rencana Pemindahan Ibu Kota
> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja
> Muncul "Sekte Baru" Makan Nasi Padang Pakai Pisau dan Garpu
> Siapa Sebenarnya Siti Latifah Herawati Diah, Sampai-Sampai Sosoknya Jadi Google Doodle
> Gus Baha: Rokok Haram, Tapi...
> Haramkan Bekerja di Perusahaan Rokok, Ustadz Khalid: Sampai Kapan Anda Mau Makan yang Haram
> Humor Gus Dur: Di Pesantren Santri Dilarang Merokok, Kalau Kiai Boleh
TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.