Gara-Gara Dituding Wahabi, Pak AR Dipaksa Pimpin Pengajian, Malah Mengajar Yasinan Cara Muhammadiyah
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Ada saja kisah lucu dari KH AR Fachruddin atau Pak AR. Ketika masih muda, Pak AR disebut beraliran Wahabi karena berasal dari Muhammadiyah.
Memang warga Muhammadiyah kerap dituding berkaitan era dengan Wahabi. Pak AR pun menjadi salah satu yang pernah berada di situasi tersebut. Kisah Pak AR dituding sebagai Wahabi dan "dipaksa" memimpin pengajian Yasinan untuk meyakinkan jika warga jika tidak anti-pengajian. Dalam Muhammadiyah tidak mengenal tradisi Yasinan karena disebut tidak ada tuntunannya dalam ajaran Islam.
Seperti diceritakan putra Pak AR, Syukriyanto dalam buku ‘Anekdot dan Kenangan Lepas Tentang Pak AR’, saat itu Pak AR baru sekitar 18 tahun dan ditugaskan Muhammadiyah untuk berdakwah di Ulak Paceh, Palembang. Di sana, Pak AR muda bertemu seorang ulama terkenal dan disegani namun disebut sangat membenci dan bersikap sinis terhadap warga Muhammadiyah.
.
BACA JUGA: Ramadhan Asyik dengan Download dan Instal GB WhatsApp Update 2023 dengan Segudang Fitur Menarik
Setiap mau mengajar, Pak AR selalu lewat depan rumah ulama tersebut dan memberi salam kepadanya. Namun salam Pak AR selalu bertepuk sebelah tangan.
Meski ulama itu tidak peduli, Pak AR terus memberi salam setiap kali bertemu ulama tersebut. Lama kelamaan salam Pak AR dijawab, walau hanya dibalas dengan ucapan ‘Salam’ atau ‘lam’. Meski begitu tak ada sebersit pun rasa sesal dalam diri Pak AR.
BACA JUGA: Apakah Mencicipi Makanan Bkin Batal Puasa? Ini Penjelasan Muhammadiyah dan Buya Yahya
Karena mendapat lampu hijau, Pak AR semakin semangat mengucapkan salam kepada ulama tersebut setiap kali bertemu. Hingga akhirnya ulama tersebut mau juga menjawab secara lengkap, disertai senyum.
Merasa mendapat jawaban salam secara lengkap, Pak AR menghentikan langkahnya dan menjabat tangan ulama itu sambil tersenyum pula hingga terjadi percakapan.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Perbedaan Muhammadiyah-NU, Muhammadiyah Ajarannya Merujuk ke Rasulullah, NU Ya Sama
”Apa guru orang Muhammadiyah (di Ulak Paceh, Pak AR biasa dipanggil dengan sebutan guru)?” tanya ulama tersebut.
“Ya, saya orang Muhammadiyah yang pernah belajar di Darul Ulum Muhammadiyah Yogyakarta,” jawab Pak AR.
“Jadi guru benar-benar orang Muhammadiyah?” desak ulama.
“Ya, saya orang Muhammadiyah.”
BACA JUGA: Gara-Gara Sakit Pinggang, Soeharto Pilih Sholat Tarawih Ala NU Baru Diskon 60 Persen
“Lha, kok baik?" balas Ulama keheranan.
“Siapa bilang orang Muhammadiyah tidak baik?” Pak AR tersenyum.
“Ya, kata orang-orang, Muhammadiyah itu Wahabi, suka mengubah agama dan mengafirkan orang lain,” ucap ulama tersebut.
“Itu kan kata orang-orang. Tapi Angku kan sudah melihat sendiri saya ini orang Muhammadiyah, bukan hanya kata orang-orang,” kata Pak AR bercanda.
BACA JUGA: Melihat Foto dan Menonton Film Porno Apakah Membatalkan Puasa Ramadhan?
“Kalau begitu, besok malam Jum’at, guru saya undang Yasinan. Bagaimana?” pinta ulama.
“Baik, Insya Allah,” Pak AR menyanggupi walau beliau sedikit bingung karena merasa tak pernah diajari Yasinan.
Pak AR pun diminta memimpin pengajian Yasinan...