Once Mekel, Sarjana Hukum yang Jadi Vokalis Dewa 19, Berseteru dengan Dhani Gara-Gara Royalti
Once Mekel, mantan vokalis Dewa 19 yang sedang berseteru dengan Ahmad Dhani gara-gara royalti lagu. Foto: Repubiika.
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Ahmad Dhani dan Once Mekel berseteru terkait permasalahan royati lagu-lagu Dewa 19. Kepada publik, Selasa (28/3/2023), Dhani melarang Oncel Mekel membawakan lagu-lagu Dewa 19 di konser pribadinya. Namun, Dhani masih memperbolehkan Once membawakan lagu ciptaan Dhani yang tidak dibawakan Dewa 19.
"Once tidak boleh membawakan atau menyanyikan lagi lagu Dewa 19. Once boleh menyanyikan lagu ciptaan saya yang lain diluar Dewa 19," ucap Dhani dalam jumpa pers, Selasa. Dhani mengaku belum menerima royalti performance rights dari event organizer (EO) yang mengundang Once Mekel sebagai penyanyi. Dia menduga ada EO yang tidak melapor ke Wahana Music Indonesia (WAMI) terkait lagu Dewa 19 yang dibawakan Once.
Permasalahan dengan Dhani itu pun menimbulkan keingintahuan masyarakat akan sosok Once. Pemilik nama asli Elfonda Mekel itu sudah menjadi penyanyi sejak bangku SMP dengan mengikuti beberapa festival band. Jalan Once menjadi vokalis profesional dimulai setelah lulus SMA. Pria kelahiran Makassar, 21 Mei 1970 itu mulai mendapatkan bayaran saat salah band-nya pernah mengiringi beberapa penyanyi tanah air, seperti Ita Purnamasari.
Tak hanya merintis karier di bidang musik, Once juga mengantongi ijazah sarjana hukum setelah menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) angkatan 1989. Meski sibuk kuliah, Once tetap bergelut di dunia musik.
Penyanyi "Dealova" itu pernah merilis album "Seribu Angan" bersama band Fargat 27 pada 1991. Band itu digawangi nama-nama kondang seperti Andy Liany, Ronald, dan Pay.
Namun Once pernah terpaksa berhenti bernyanyi karena mengalami gangguan pada pita suaranya sekitar 1993. Karena itu Once pun menjadi pekerja kantoran sebagai Legal Coordinator pada perusahaan konstruksi dan pernah menjadi Office Manager pada sebuah proyek penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Commonwealth Scientific Industrial Research Organisation (CSIRO).
