Sejarah

Panji Gumilang Tersangka dan Cerita Kartosuwiryo Pimpinan DI/TII Dihukum Mati oleh Soekarno

Panji Gumilang. Polisi menetapkan Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang sebagai tersangka penistaan agama. Foto; Republika
Panji Gumilang. Polisi menetapkan Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang sebagai tersangka penistaan agama. Foto; Republika

KURUSETRA -- Salam Sedulur.. Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penistaan agama. Kiprah Panji Gumilang yang membuat heboh Indonesia membuat intelejen dan peneliti gerakan Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia (DI/TII), Al Chaidar memberikannya gelar 'Presiden Negara Bayangan' atas pengaruh Panji Gumilang di tengah para pengikut.

Al Chaidar menyebut Panji Gumilang merupakan wujud baru dari seorang pemimpin shadow states di era modern semenjak DI/TII sudah resmi ditumpas oleh pemerintah Indonesia. Eksistensi DI/TII memang dinyatakan berakhir sejak tokoh utamanya Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati oleh Presiden Soekarno pada 12 September 1962.

Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati dan menjadi satu-satunya terpidana mati pada masa itu. Sebelum menandatangani surat keputusan (SK) pelaksanaan eksekusi, yang disodorkan oleh Asisten I Menpangad Mayjen S Parman, Bung Karno lebih dulu shalat magrib dan berdoa. Kartosuwiryo dieksekusi di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, 14 km dari Jakarta.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

.

BACA JUGA: Cak Nun Sebut di Muhammadiyah Hukum Rokok Terbelah Jadi Dua Mazhab

Ada kisah mengharukan sebelum Bung Karno meneken surat hukuman mati untuk sahabatnya tersebut. Eksekusi itu bahkan sempat tertunda selama tiga bulan karena Bung Karno enggan menandatangani surat tersebut. Sebab, tanpa tanda tangan Soekarno, hukuman mati terhadap Kartosuwiryo takkan pernah dilakukan.

Penulis Solichin Salam dalam bukunya, Soekarno-Hatta, pernah bertanya kepada Bung Karno, “Apakah Bapak pernah menjatuhkan hukuman mati terhadap seseorang?”

Bung Karno menjawab, “Pernah. Itu pun hanya sekali dan dengan hati yang berat.”

BACA JUGA: Soekarno Hampir Mati Ditembak Saat Sholat Idul Adha di Istana Negara

Yang dimaksudkan adalah ketika ia menandatangani surat keputusan mati untuk Kartosuwiryo, saudara seperguruannya. Memang Soekarno dan Kartosuwiryo adalah sahabat sekaligus saudara karena sama-sama pernah menjadi murid HOS Tjokroaminoto.

Ternyata makam Kartosuwiryo bukan di Pulau Onrust, tetapi di....

Berita Terkait

Image

4 Patung Bersejarah Warisan Soekarno di Jakarta, Ada yang Disebut Sebagai Simbol PKI