Sejarah

Bilik-Bilik Cinta PSK di Gerbong Kereta

Para PSK dan pelanggannya akan bercinta di gerbong-gerbong kereta api antara Stasiun Senen hingga Jl Tanah Nyonya (Gunung Sahari). Foto: Republika
Para PSK dan pelanggannya akan bercinta di gerbong-gerbong kereta api antara Stasiun Senen hingga Jl Tanah Nyonya (Gunung Sahari). Foto: Republika

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Persaingan antara AS dan Uni Soviet untuk meluncurkan sputnik ke Plannet pada 1960-an, berdampak hingga Jakarta. Gara-gara peristiwa tersebut kompleks pelacuran di wilayah Senen diberi nama "Planet Senen".

Planet Senen adalah komplek pelacuran kelas bawah. Para PSK dan pelanggannya akan bercinta di gerbong-gerbong kereta api antara Stasiun Senen hingga Jl Tanah Nyonya (Gunung Sahari). Gerbong-gerbong kereta yang banyak tak terpakai itu panjangnya mencapai ratusan meter.

BACA JUGA: Soal Wayang Ustadz Khalid, Ki Warseno: Karakter Wayang Dewa-Dewa, Raja, Pendeta Juga Berjenggot

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Selain di dalam gerbong kereta, bilik-bilik cinta PSK juga berada di dalam rumah-rumah kardus. Operasi ngamar di rumah-rumah kardus dilakukan di dekat rel kereta api.

Di sekitar Senen dari depan bioskop Rivoli di Palputi hingga depan Bioskop Grand (Kramat) ratusan becak berseliweran dengan muatan para pelacur. Namun tempat pelacuran yang saban hari didatangi ribuan orang ini dibersihkan pada masa Gubernur Ali Sadikin (1971). Pekerja seksnya dipindahkan ke tempat lokalisasi Kramat Tunggak, Jakarta Utara.

BACA JUGA: Di Zaman Belanda Cukur Rambut Sampai PSK Open BO Dipajakin

Ali Sadikin membuka keran hiburan bergengsi di Jakarta setelah dia melegalkan prostitusi dan perjudian. Dipelopori tokoh perfilman Usmar Ismail yang mendirikan klub malam Mirasa Sky Club di puncak Gedung Sarinah di Jl Thamrin.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Kalau Punya Duit Saya Mending Dagang Rambutan daripada Bikin Bank Islam

Setelah itu mulai menjamur puluhan klub malam, panti pijat, diskotek, pub, salon. Selain itu lokalisasi liar juga bermunculan di Jakarta.

Tari striptease yang sebelumnya hanya bisa dinikmati di Singapura hadir pula di panggung Jakarta. Sebelumnya Jakarta sempat dijuluki The Big Village atau kampung besar.

BACA JUGA: Sujiwo Tejo: Babi Saja Buatan Tuhan Diharamkan, Apalagi Wayang Buatan Manusia

TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di KURUSETRA dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

Berita Terkait

Image

Kereta Nyebur ke Sawah karena Tubruk Kerbau di Ancol, Ulah Si Manis?

Image

Sejarah Oplet Antik Si Doel yang Harganya Tembus Rp 15 Miliar