Rendang Nasi Padang Makanan Terenak Nomor Satu di Dunia, Yakin Mau Diharamkan?
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Rumah Makan Padang adalah salah satu aset yang dimiliki Indonesia. Kelezatan yang tidak banding membuat sejumlah lauknya menjadi incaran rakyat Indonesia, bahkan hingga menjadi buruan masyarakat internasional.
Apalagi kepopuleran rendang makin meroket setelah kedatangan Gordon Ramsay ke Sumatera Barat yang tertantang untuk membuat rendang. Jadi, alangkah sayangnya jika kita menuruti ajakan segelintir netizen yang ingin memboikot produk Minang dan mengharamkan membeli Nasi Padang.
BACA JUGA: Restoran Nasi Padang Ada Sejak Zaman Belanda, Kok Baru Sekarang Diharamkan
Berdasarkan survei CNN Internasional pada 2011, rendang menduduki peringkat pertama dalam World’s 50 Delicious Food. Dalam survei tersebut, rendang mengalahkan berbagai makanan dari negara-negara lain, seperti sushi dari Jepang, pad thai dari Thailand, hingga peking duck dari China.
Prestasi ini membuat kelezatan rendang tidak hanya pas untuk orang Minang dan Indonesia, tapi juga cocok di lidah masyarakat internasional. Apalagi rendang memiliki keistimewaan, yakni tidak cepat basi dan bisa bertahan lama. Tak heran jika sejak dahulu, masyarakat Sumatra Barat yang dikenal kerap merantau memanfaatkan makanan yang bisa awet dan tahan lama sebagai bekal. Rendang adalah jawabannya.
BACA JUGA: Siapa Kakek yang Fotonya Sering Dipajang di Rumah Makan Nasi Padang yang Diharamkan
Rendang yang dimasak kering dapat bertahan hingga berminggu-minggu dalam suhu ruangan. Bahkan, semakin lama rendang disimpan, rasanya akan semakin enak.
Makanan yang memiliki nama asli randang itu itu diambil dari kata meradang, yang artinya proses memasak makanan dengan waktu yang sangat lama. Selain itu, memasak rendang juga memiliki banyak tahapan.
BACA JUGA: Agnez Mo Bangga Perkenalkan Nasi Padang yang Diharamkan di Grammy Award
Bahan makanan harus dimasak dengan waktu sangat lama, sekitar 6-8 jam. Dalam kurun waktu itu, rendang akan melewati tiga fase pemasakan. Pertama disebut gulai, yaitu ketika kuah santan masih bertekstur cair.
Kedua kalio, yaitu saat kuah santan sudah mulai mengental. Dan fase ketiga atau terakhir barulah disebut rendang, yaitu jika kuah sudah kering dan nggak lagi bertekstur cairan.
JANGAN LEWATKAN TULISAN MENARIK LAINNYA:
> Humor Gus Dur: Jauh-Jauh ke Eropa Makannya Rendang Nasi Padang, Kapan Spagetinya?
> Perbedaan Nasi Kapau dengan Nasi Padang yang Diboikot dan Diharamkan
> Setelah Wayang, Kini Nasi Padang yang Diharamkan
TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di KURUSETRA dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.