Sejarah

Pondasi Benteng Belanda Abad ke-16 Ditemukan di Pulau Onrust

Pulau Onrust di Kepulauan Seribu dipersiapkan menjadi pusat wisata sejarah.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta mempersiapkan Pulau Onrust di Kepulauan Seribu menjadi pusat wisata sejarah. Nantinya wisata sejarah tersebut akan menggabungkan unsur pendidikan dan rekreasi atau eduwisata sejarah.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Iwan H Wardhana mengatakan salah satu upaya persiapan ditempuh dengan melanjutkan kembali penelitian arkeologi yang sempat terhenti puluhan tahun di pulau bersejarah itu. Penelitian dilakukan melibatkan tim tenaga ahli budaya Dinas Kebudayaan Jakarta bekerja sama dengan pakar arkeologi Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Jakarta.

Ia berkata, melalui penelitian yang sedang berlangsung tersebut, Dinas Kebudayaan DKI berharap bisa mendapatkan lebih banyak data dan fakta sejarah era kolonial yang terpendam di pulau paling utara Jakarta itu. "Fakta sejarah yang didapatkan adalah modal kita yang salah satunya untuk menjalankan eduwisata Pulau Onrust," kata dia.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Berdasarkan informasi terbaru dari tim arkeologi, katanya, mereka telah menemukan dugaan peninggalan kolonial yang di antaranya sisa fondasi benteng besar pertahanan VOC (1600 Masehi). Penemuan ini selanjutnya akan ditelaah lebih jauh untuk membuktikan kebenaran benteng besar itu apakah sama dengan yang digambarkan dalam peta buatan JW Heiydt pada 1744.

"Tidak hanya itu juga ada penemuan lain yang didapatkan tim, kita harapkan semua berjalan dengan lancar semata untuk melestarikan sejarah budaya di Jakarta ini," ujarnya.

Pulau Onrust salah satu pulau bersejarah di gugusan Kepulauan Seribu dan ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya berdasarkan Keputusan Gubernur Jakarta Nomor 2209 Tahun 2015. Fungsi Pulau Onrust terus berkembang sejak 1600 hingga 1990, mulai tempat peristirahatan Pangeran Kesultanan Banten, kemudian diambil alih pasukan VOC untuk menjadi dermaga pembuatan dan perbaikan kapal, hingga gudang penyimpanan komoditas ekspor rempah.

Selanjutnya menjadi sebagai salah satu basis pertahanan laut pasukan Hindia Belanda di utara Batavia hingga menjadi tempat karantina penderita virus Leptospirosis dan penjara pada era kolonial Jepang. Sejak 2022 masuk sebagai kawasan Museum Arkeologi Pulau Onrust.

Setiap bangunan peninggalan itu masih dapat ditemui di Pulau Onrust meski beberapa sudah menjadi puing fondasi bangunan, bebatuan, dan bongkahan kayu jati besar, hingga beberapa buah meriam. Dalam penelitian, tim arkeolog berhasil menemukan pintu masuk benteng besar pertahanan Onrust bagian utara dan selatan.

Benteng besar ini digambarkan dalam peta pada 1744 dibuat oleh JW Heiydt berbentuk segi lima dengan bastion pada masing-masing sudutnya. Para arkeolog menilai pembuktian titik-titik akses keluar masuk dan batas-batas bastion benteng ini penting untuk menjadi dasar pertimbangan pelestarian cagar budaya di Pulau Onrust yang dipegang Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.