Hikmah

Kapan Malam Lailatul Qadar? Gus Baha Ungkapkan Waktunya

Malam Lailatul Qadar. Gus Baha mengatakan malam Lailatul Qadar perlu dicari dengan persiapan matang.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Pada sepuluh malam terakhir, umat Islam sibuk memburu malam yang lebih baik dari 1.000 bulan alias Lailatul Qadar. Ulama asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha mengungkapkan kapan waktu menangkap malam Lailatul Qadar.

Gus Baha mengungkapkan ada pendapat ulama yang mengatakan malam Lailatul Qadar sudah tak ada karena Alquran tidak lagi diturunkan. Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menjelaskan, para pakar tafsir berbeda pandangan tentang kapan Alquran pertama kali diturunkan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pendapat pertama Alquran turun mulai 17 Ramadhan dan pendapat lainnya menyebut Alquran diturunkan mulai 24 Ramadhan. "Ada yang terlalu ekstrem mengatakan bahwa Lailatul Qadar itu tidak ada lagi. Karena Lailatul Qadar itu malam turunnya Alquran dan sekarang Alquran tidak turun lagi. Malah ngeri seperti itu, kacau," kata Gus Baha.

Baca Juga: Mengapa Israel dan Palestina Terus Berperang? Ini Penjelasan Gus Baha

Sebagian umat Islam percaya jika malam Nuzulul Quran yang diperingati setiap 17 Ramadhan adalah malam di mana Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alahi Wassalam. Gus Baha menjelaskan peringatan Nuzulul Qur'an tidak hanya boleh dilakukan pada malam 17 Ramadhan saja.

Nuzulul Quran, kata Gus Baha, boleh diperingati di hari lain selama Ramadhan. Sebab, malam Nuzulul Qur'an dikaitkan dengan malam seribu bulan alias Lailatul Qadar sebagai malam mulia.

Dalam obrolannya di akun YouTube Najwa Shihab, Gus Baha menjelaskan tradisi di pesantren terkait malam Nuzulul Quran. "Kalau tradisi pesantren, sebuah tradisi yang mengilhami banyak tradisi di masyarakat, pada malam 17 Ramadhan mulai banyak yang mengadakan Nuzul Qur'an, ada juga yang malam 21, 23, 25 dan 27 Ramadhan," kata Gus Baha.

Baca Juga: Ini Alasan Warga Muhammadiyah Sholat Tarawih 11 Rakaat Bukan 23 Rakaat Seperti Orang NU

Mayoritas ulama sepakat Alquran pertama kali diturunkan pada malam Lailatul Qadar, seperti dalam firman Allah SWT di Surah Al-Qadr ayat 1-3. Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada 1.000 bulan.” (QS Al-Qadr: 1-3).

Karena itu, Gus Baha memilih pendapat ulama Nusantara yang tetap merayakan malam Nuzulul Qur'an dan berkeyakinan Alquran diturunkan pada malam Lailatul Qadar. Meski begitu Gus Baha tidak bisa memaksa karena kapan merayakan Malam Nuzulul Quran dikembalikan kepada keyakinan masing-masing umat Islam.

Bahkan Gus Baha juga membolehkan jika kaum Muslimin memulai merayakan malam Nuzulul Qur'an dari awal Ramadhan dengan cara mencari Lailatul Qadar sejak awal Ramadhan. Ia menjelaskan teks tentang Lailatul Qadar yang disampaikan Nabi Muhammad SAW hanya carilah malam Lailatul Qadar di malam akhir Ramadhan.

Baca Juga: Nonton Film Porno tidak Batalkan Puasa Ramadhan, Benarkah?

"Yang namanya mencari, itu harus ada persiapan. Tidak ada persiapan lalu merasa mencari malam Lailatul Qadar. Ini namanya penunggu malam Lailatul Qadar, bukan pencari," kata murid Mbah Moen ini.

Karena itu, Gus Baha mengungkapkan kapan malam Lailatul Qadar datang...

Kapan Malam Lailatul Qadar?

Karena itu, Gus Baha menyebut bagi yang yakin Lailatul Qadar turun pada malam 20 Ramadhan dan seterusnya, maka persiapannya bisa sejak awal Ramadhan atau sejak bulan Rajab. Sebab menurut Gus Baha, istilah Nuzul Qur'an punya beberapa redaksi, di mana aslinya boleh menggunakan redaksi malam tanzilul Qur'an atau Nuzulul Qur'an.

Sehingga, kata Gus Baha, Tanzil Qur'an dan Nuzulul Qur'an sah untuk menyebut malam yang istimewa dalam bulan Ramadhan. Mufasir berpendapat, kata Gus Baha, anzala itu turun dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia, kalau tanzil itu turun dari langit dunia ke Nabi Muhammad SAW secara bertahap.

Namun, yang pas itu malam Tanzilul Qur'an atau malam Inzalul Qur'an. Gus Baha mengungkapkan ulama memilih Nuzulul Qur'an agar masyarakat tidak salah paham karena redaksi inzal umumnya berkaitan dengan mandi junub.

"Kiai itu pintar, meskipun Lailatul Qadar hanya ada sehari, tapi kebaikan tidak boleh terbatas pada hari tertentu saja. Sehingga malam Lailatul Qadar bukan hanya malam 27 Ramadhan," jelas Gus Baha.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: [email protected]. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.