Sejarah

Asal Usul Kalimat Habis Gelap Terbitlah Terang yang Dikutip RA Kartini dari Alquran


Ucapan dan pertanyaan Kartini menggugah kesadaran Kyai Sholeh untuk melakukan pekerjaan besar; menerjemahkan Alquran ke dalam Bahasa Jawa. Setelah pertemuan itu, Kiai Sholeh Darat menerjemahkan ayat demi ayat, juz demi juz. Tiga belas juz akrhinya rampung diterjemahkan oleh Kiai Sholeh Darat dan diberikan sebagai hadiah perkawinan Kartini. Kartini menyebutnya sebagai kado pernikahan yang tidak bisa dinilai manusia.

Kiai Sholeh menerjemahkan Alquran dari Surah Al-Fatihah sampai Surah Ibrahim dalam Arab pegon sehingga tak dicurigai penjajah. Kartini hampir tidak punya waktu luang ketika mempelajari terjemahan Alquran tersebut. Sayangnya, Kartini tidak pernah mendapat terjemahan ayat-ayat berikut, karena Kiai Sholeh meninggal dunia.

BACA JUGA: Sempat Tantang Novel Bamukmin Duel, Denny Siregar: Gak Jadi Deh, Gw Males Bulan Puasa Berantem

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Alquran terjemahan itu diberina nama Faidh al-Rahman fi Tafsir Alquran, tafsir pertama di Nusantara dalam bahasa Jawa dengan aksara Arab. Jilid pertama yang terdiri dari 13 juz, dari Surah Al-Fatihah sampai Surah Ibrahim.

“Selama ini Al-Fatihah gelap bagi saya. Saya tak mengerti sedikitpun maknanya. Tetapi sejak hari ini ia menjadi terang-benderang sampai kepada makna tersiratnya, sebab Romo Kyai telah menerangkannya dalam bahasa Jawa yang saya pahami," kata Kartini.

BACA JUGA: Wirda Mansur Mimpi Bertemu Rasulullah dan Abu Bakar, Dimarahi karena tak Mau Menghafal Alquran

Melalui kitab itu pula Kartini menemukan ayat yang amat menyentuh nuraninya. Yaitu Surah Al-Baqarah ayat 257 yang mencantumkan, bahwa Allah-lah yang telah membimbing orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minadh Dhulumaati ilan Nuur).

اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ ۗ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

BACA JUGA: Abu Janda: Bukan tidak Mungkin Ada Update Ayat Alquran oleh Para Khalifah Pasca-Nabi Muhammad

Kartini terkesan dengan kalimat "Minadh-Dhulumaati ilan Nuur yang berarti dari gelap kepada cahaya". Dalam surat-suratnya kepada sahabat Belanda-nya, JH Abendanon, Kartini banyak sekali mengulang-ulang kalimat “Dari Gelap Kepada Cahaya”. Sayangnya kalimat “Dari Gelap Kepada Cahaya” yang dalam Bahasa Belanda “Door Duisternis Tot Licht” menjadi kehilangan maknanya setelah diterjemahkan dengan kalimat "Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Mr JH Abendanon yang mengumpulkan surat-surat Kartini menjadikan kalimat tersebut judul buku dari kumpulan surat-surat Kartini. Tentu saja dia tidak menyadari jika kalimat tersebut dinukil Kartini dari Alquran yakni Minazh-Zhulumaati ilan-Nuur yang merupakan inti dari ajaran Islam, membawa manusia dari kegelapan (jahiliyyah atau kebodohan) ke tempat yang terang benderang (petunjuk, hidayah atau kebenaran).

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Pastor Lega Dikira Gak Jadi Diterkam Harimau, Ternyata Harimaunya Lagi Baca Doa Makan

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Seperti Cinta, Kisah Sejarah Juga Perlu Diceritakan