Kerajaan Banten Harus Dihancurkan atau VOC yang akan Lenyap
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Masjid Agung Banten tidak pernah sepi dari peziarah. Ratusan pedagang membuka lapak dagangannya pagi hingga malam, berjajar sepanjang 100 meter hingga ke pelataran masjid agung yang dibangun Maulana Hasanuddin, Sultan Banten pertama sekitar lima abad lalu.
Memasuki bagian depan masjid bersejarah ini, yang memiliki menara setinggi 30 meter, pengunjung terlebih dulu melewati Istana Sorosowan yang kini hanya tinggal puing-puing. Bahkan, para peziarah umumnya tidak memperhatikan keberadaan bekas istana, yang di abad ke-16, ke-17, dan ke-18 pernah menjadi pusat kegiatan Kerajaan Islam Banten.
BACA JUGA: Biografi Singkat Eril Anak Ridwan Kamil yang Meninggal Tenggelam di Sungai Aare
Istana ini dihancurluluhkan Gubernur Jenderal Marsekal Willem Herman Daendels pada pada 12 November 1808. Alasannya, karena berang terhadap sultan yang tidak mau mengerahkan rakyatnya menjadi korban pekerja rodi untuk membangun jalan pertahanan di Ujung Kulon, yang kala itu masih berawa-rawa. Sejak saat itu selama hampir 200 tahun, istana yang megah dan pernah menjadi kediaman 21 sultan Banten dibiarkan merana.
Belanda sendiri, yang selalu direpotkan para pejuang Islam Banten yang tidak henti-hentinya melakukan perlawanan, sejak lama berniat menghancurkannya. Gubernur jenderal Ryklop van Coan, dalam suratnya kepada pemerintah Belanda 31 Januari 1679, menyatakan, "Yang amat perlu untuk pembinaan negeri kita adalah penghancuran dan penghapusan Banten. Banten harus ditaklukkan, bahkan dihancurleburkan, atau Kompeni yang lenyap."
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Ditawari Harta Usai Tolong Diktaktor yang Tenggelam, Nelayan Malah Takut Punya Musuh
Kini, rakyat Banten merasa mempunyai wkatu paling tepat untuk menghidupkan kembali kemegahan Istana Sorosowan, meski hanya berupa replikanya. Gambarnya selama ini tersimpan di Belanda. Upaya ini sekaligus ditujukan untuk menjadikan kota Banten Lama sebagai Pusat Kebudayaan Banten. Dengan begitu, rakyat di provinsi paling barat Pulau Jawa ini akan memiliki kembali kebanggaan sejarahnya yang gemilang.
Hampir setiap bulan Syawal digelar acara haul ke-431 Sultan Maulana Hasanuddin, yang dimakamkan di dalam kompleks masjid. Acara biasanya digelar di Pendopo Masjid Agung.
TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK SEDULUR:
BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"
> Rektor ITK Singgung Manusia Gurun, Teringat Humor Gus Dur Tentang Unta Hewan Gurun yang Pendendam
> Kiai Tampar Anggota Banser: Kiai Gak Dijaga Malah Gereja yang Dijaga!
> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah
> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU
> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama
> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan
> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.