Sejarah

Kisah 300 Tahun Makam Keramat Pangeran Jayakarta Disembunyikan di Jatinegara Kaum

Makam Pangeran Jayakarta. Selama ratusan tahun keberadaan makam Pangeran Jayakarta di Jatinegara Kaum disembunyikan anak keturunannya. Foto: Republika.
Makam Pangeran Jayakarta. Selama ratusan tahun keberadaan makam Pangeran Jayakarta di Jatinegara Kaum disembunyikan anak keturunannya. Foto: Republika.

CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Pada 31 Mei 1619 Pangeran Pangeran Ahmad Jakatra atau Pangeran Jayakarta mendirikan sebuah negara di pengasingan. Ia membangunnya setelah istananya, perkampungan penduduk dan sebuah masjid dibumihanguskan Belanda. Istana dan perkampungan itu sendiri terletak antara Pasar Ikan – Jakarta Kota, yang oleh VOC atau Kompeni di atasnya dibangun Kota Batavia.

Pangeran dan para pengikutnya hijrah ke Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur yang saat itu masih berupa rawa-rawa dan hutan belukar. Di tempat yang kini terletak antara penjara Cipinang dan Pulogadung inilah, pangeran mendirikan negara di tempat pengasingannya yang baru itu. Ia menamakannya Jatinegara atau negara sejati.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

BACA JUGA: Asal Usul Odong-Odong, Simbol Perlawanan Rakyat Subang Terhadap Penjajah Inggris dan Belanda

Di tempat ini, pangeran juga membangun sebuah masjid, mencontoh Rasulullah saat hijrah dari Mekkah ke Madinah. Dari masjid yang kini bernama Ash-Salafiyah pangeran dan pengikutnya bersumpah untuk merebut kembali Jayakarta. Sekalipun upaya ini tidak berhasil, tapi para prajurit Islam ini telah berhasil selama puluhan tahun mengusik Belanda untuk tidak pernah tenang.

Tambahan ‘Kaum’ hingga menjadi Jatinegara Kaum, karena selama ratusan tahun kampung ini hanya ditinggali para kerabat, sehingga menjadi kampung tertutup. Bahkan untuk menjaga keberadaan makam Pangeran, mereka selama ratusan tahun melakukan pernikahan sesama saudara sepupu.

Sekalipun kini sudah banyak pendatang baru, tapi lebih dari separuhnya masih ditinggali oleh keturunan pangeran. Pada masa pendudukan Jepang (1942), sebutan Batavia diganti dengan Jakarta, sedangkan Mester Cornelis menjadi Jatinegara.

BACA JUGA: Stasiun Balapan Solo Awal Mula Feodal Keraton Solo Menyerap Kebudayaan Barat

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Seperti Cinta, Kisah Sejarah Juga Perlu Diceritakan