Meester Cornelis Babat Alas demi Jadi Tuan Tanah di Jatinegara
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Jatinegara, sebuah kecamatan di Jakarta Timur dulunya adalah bagian luar dari kota Batavia. Sebelum bersalin nama menjadi Jatinegara, wilayah ini bernama Meester Cornelis.
Ada kisah di balik nama tersebut. Pada 1656, ada seorang Belanda bernama Meester Cornelis Senin yang memperoleh memperoleh hak menebang pohon di tepi Ciliwung. Jarak wilayah yang diberikan kepada Cornelis sekitar 15 km dari pusat kota di Batavia. Di era itu wilayah yang dihibahkan kepada Meester Cornelis berada di luar kota.
BACA JUGA: Walau Cucu Pendiri NU, Gus Dur Sebenarnya Warga Muhammadiyah
Daerah itu kemudian menjadi miliknya pada 1661. Meester Cornelis berasal dari keluarga kaya, dari Selomon, Pulau Lontar. Pada 1621, dia dibuang Gubernur Jenderal JP Coen ke Batavia.
Di Batavia, Meester Cornelis menjadi pengkhutbah dan menjadi guru sekolah pribumi pertama. Sebagai guru, ia dipanggil meester. Saat itu ia punya tanah seluas lima kilometer persegi antara Cipinang dan Ciliwung.
BACA JUGA: Jangan Terlalu Sibuk Mengejar Dunia, Gunung-Gunung di Mekkah Arab Saudi Sudah Menghijau
Guna melindungi para penebang hutan dan tukang kebun terhadap gerilyawan Islam Mataram dari Banten, rumah-rumah mereka dikelilingi sebuah pagar pada tahun 1656. Pada 1689, pagar sederhana diperkuat dengan pagar berduri yang menurunkan nama Kampung Bukitduri. Sampai awal 1970-an, di Bukit Duri, terdapat penjara wanita (kini pertokoan).
Kawasan hutan yang dibuka Meester Cornelis— Senen—lambat laun berkembang menjadi satelit Kota Batavia. Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah oleh Pemerintah Hindia Belanda, dibentuklah pemerintah kotapraja (gemente) Meester Cornelis yang terpisah dari Batavia. Kemudian, baru 11 Januari 1936 gemeente Meester Cornelis digabung dengan Batavia.
BACA JUGA: Banyak Lagu Baru di YouTube, Begini Cara Download Gratis MP3 dari HP Pakai MP3 Juice