Jokowi Larang ASN Bukber, Ini Sejarah Buka Bersama (Bukber) Puasa Ramadhan di Indonesia
Buka puasa bersama sudah menjadi tradisi umat Islam Indonesia. Foto: Republika
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang kalangan pejabat dan aparatur sipil negara (ASN) menggelar buka bersama (bukber) selama Ramadhan 1444 Hijriah/2023. Larangan itu berlaku bagi semua ASN di Indonesia. Namun tahukah Sedulur dari mana tradisi buka bersama saat Ramadhan yang dilakukan umat Islam Indonesia?
Undangan buka puasa bersama selama Ramadhan biasanya datang dari teman-teman lama. Mulai dari teman SMA, teman kuliah, rekan kerja, atau bahkan keluarga besar. Aktivitas ini menjadi tradisi yang tidak terpisahkan selama Ramadhan, bahkan tidak sedikit mereka yang non-Muslim ikut berpartisipasi dalam bukber untuk sekadar berkumpul.
Tradisi bukber bisa dilandasi oleh hadist nabi yaitu menyambung silaturahim. Selain itu ada juga hadist memberikan makan orang yang berpuasa akan mendapatkan pahala serupa orang yang berpuasa tersebut, tanpa pengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun juga.
Ajaran Islam itu lalu bertemu dengan budaya ketimuran di Indonesia yaitu gotong royong sehingga tradisi bukber pun terbentuk. Tradisi makan bersama saat kumpul-kumpul sudah ada bahkan sebelum Islam masuk ke Nusantara.
Cuaca dan iklim Indonesia yang cenderung hangat membentuk karakter warga yang suka berkumpul. Hal ini semakin kental setelah Islam datang, di mana tradisi silaturahim saling mengunjungi dan membawakan makanan saat silaturahim kian terjaga.
Sebut saja tradisi Nyorog di Betawi. Nyorog adalah tradisi dalam budaya Betawi di mana orang yang lebih muda akan membawakan makanan saat berkunjung ke orang yang lebih tua sebelum Ramadhan atau sebelum Lebaran. Biasanya makanan yang dibawa adalah daging kerbau, bandeng, semur jengki, dan berbagai macam sembako yang dibawakan ke encing, encang, uwak, atau kakek dan nenek.
Ada juga tradisi Meugang yang dirayakan di Aceh. Tradisi ini sudah dirayakan sejak takhta Sultan Iskandar Muda dari Kerajaan Aceh. Saat itu Sultan Iskandar Muda banyak menyembelih hewan kurban dan dagingnya dibagikan kepada masyarakat jelang Ramadan. Saat ini tradisi Meugang biasanya diadakan tiga kali dalam setahun, yakni jelang Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha.
Selain itu ada juga tradisi Megibung yang dilakukan umat Muslim di Bali. Megibung berasal dari kata gibung yang berarti berbagi, duduk melingkar, dan makan bersama dengan nasi dan piring di atas nampan. Ritual yang diperkenalkan oleh Raja Karangasem, I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem pada abat ke-17 Masehi itu diadakan di Kampung Islam Kepaon, Karangasem, Bali Timur pada tanggal 10, 20, dan 30 Ramadan.
Di Jawa Timur terutama di Tuban, Malang, dan Surabaya, masyarakatnya mengadakan tradisi Megengan untuk menyambut bulan Ramadhan. Megengan berasal dari bahasa Jawa megeng, yang berarti memegang, di mana selama Megengan, masyarakat biasanya duduk bersama di masjid atau lapangan untuk berdoa bersama dan makan bersama.
Tradisi Megengan merupakan salah satu cara penyebaran Islam di Jawa Timur. Jadi, tradisi berkumpul sambil membawa makanan atau makan bersama, pada dasarnya sudah menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat di tanah air.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.
