Alasan Orang Muhammadiyah tak Baca Doa Qunut, tidak Ikut Tahlilan, dan Disebut Anti Ziarah Kubur
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Perdebatan di akar rumput umat Islam tentang tata cara ibadah orang Muhammadiyah dan sejumlah kaum Muslimin di Indonesia tidak ada habisnya. Praktik ibadah seperti tidak membaca doa Qunut ketika Sholat Subuh, tidak pernah ikut tahlilan, hingga disebut anti-ziarah kubur melekat kepada orang Muhammadiyah yang dianggap bertentangan atau paling tidak berlainan. Lantas apa alasannya?
1. Tidak Baca Doa Qunut Saat Sholat Subuh
Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan Muhammadiyah tidak mempersoalkan soal penggunaan doa Qunut. "Qunut di Muhammadiyah tidak mempersoalkan qunut. Saya belum pernah menemukan di Majelis Tarjih Muhammadiyah menfatwakan qunut bidah, kecuali wahabi. Tak pernah saya temukan (fatwa bidah soal doa qunut dari Muhammadiyah)," kata UAH dalam satu ceramahnya.
Bahkan faktanya saat sholat berjamaah ketika imam memakai doa qunut ketika sholat subuh, jamaah di belakang tetap mengaminkan. "Ketika imamnya di depan tidak qunut makmumnya di belakang tidak perlu sujud sahwi. Di tataran konsep di atas sudah selesai," kata UAH.
BACA JUGA: Di Masjid Muhammadiyah Usai Sholat tak Ada Dzikir dan Doa Berjamaah, Ini Alasannya
Menurut UAH yang menyebabkan sering terjadinya perbedaan karena belum tuntas informasi dari atas ke akar rumput atau jamaah di bawah. "Apa yang menyebabkan informasi tidak tuntas informasi di bawah karena belum tampilnya dan disemarakannya dakwah seperti Gus Baha, Gus Qoyum, di Muhammadiyah ada kami dan teman-teman yang lain," kata UAH.
Pendapat UAH pun diperkuat dengan pernyataan Gus Baha yang mengatakan...