Rubianto Ibrohim Tuding Polri, MUI, dan NU Sudah Disusupi Aliran Wahabi/Salafi
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Seorang pria yang mengaku sebagai mantan "Ustadz Wahabi" bernama Rubianto Ibrohim mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan. Pria yang mengaku pernah menjadi ustadz beraliran Wahabi/Salafi ini menyatakan, aliran Wahabi/Salafi sudah menyusup ke tubuh sejumlah institusi resmi negara, seperti Polri dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dia menyebut para penceramah aliran Wahabi/Salafi menyusup ke lembaga resmi negara agar pergerakan mereka tidak dicurigai pemerintah. “Target mereka pertama adalah mencari massa sebanyak-banyaknya. Jadi mereka membuat majelis taklim di mana-mana,” ujar Rubianto Ibrohim dalam wawancara video yang beredar di media massa.
BACA JUGA: Sering Disebut Wahabi, Ustadz Khalid Basalamah Ternyata dari Keluarga NU
Rubianto menyebut di tubuh Kepolisian juga ada organisasi yang di dalamnya berisi para pengikut Wahabi/Salafi. Organisasi itu bernama Polri Cinta Sunnah (PCS). “Bahkan, mereka di kepolisian juga ada. Ada namanya PCS, Polri Cinta Sunnah. Itu organisasi mereka. Di situ ada orang-orang mereka. Ada ustadz-ustadznya di dalam PCS itu,” lanjut Rubianto Ibrohim.
BACA JUGA: Setelah Tolak Pengajian UAS, GP Ansor Kini Tolak Tabligh Akbar Ustadz Syafiq Basalamah
Selain Polri, MUI juga menurut Rubianto sudah disusupi pengikut Wahabi/Salafi. “Setelah itu target mereka, masuk ke organisasi-organisasi resmi. Tujuannya supaya dianggap legal. Seperti di MUI. Mereka mulai masuk di situ,” kata dia menerangkan.
BACA JUGA: Restoran Nasi Padang Ada Sejak Zaman Belanda, Kok Baru Sekarang Diharamkan
Tak hanya menyeret nama Polri dan MUI, Robianto juga menyebut nama PBNU dalam keterangannya saat menyebut ada beberapa yayasan yang ikut mendanai gerakan pengikut Wahabi/Salafi ini. “Kalau di NU, yang dari Timur Tengah itu nama organisasinya Robitah. Tapi kalau dari mereka, selain dari Robitah ada beberapa yayasan yang mendanai mereka,” terangnya.
Karena itu, menurut dia televisi milik aliran Wahabi/Salafi bisa besar tanpa adanya iklan. Termasuk sekolah-sekolah yang tanpa bantuan bisa cepat berkembang. "Dari mana itu semua?" kata dia.
JANGAN LEWATKAN TULISAN MENARIK LAINNYA:
> Humor Gus Dur: Jauh-Jauh ke Eropa Makannya Rendang Nasi Padang, Kapan Spagetinya?
> Perbedaan Nasi Kapau dengan Nasi Padang yang Diboikot dan Diharamkan
> Setelah Wayang, Kini Nasi Padang yang Diharamkan
> Densus 88 Tembak Mati dr Sunardi karena Melawan, Netizen: Beliau Stroke, Jalan Aja Dibantu Tongkat
> Rendang Nasi Padang Makanan Terenak Nomor Satu di Dunia, Yakin Mau Diharamkan?
TONTON VIDEONYA:
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di KURUSETRA dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.