Hamas Serang Israel, Begini Perjuangan Indonesia dan Soekarno Mati-matian Membela Palestina
CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Pejuang Hamas melancarkan serangan dadakan ke Tel Aviv, daerah pendudukan Israel, Sabtu (7/9/2023). Serangan itu membuat militer dan warga sipil Israel kocar-kacir dan membuat pejuang Hamas memasuki kota-kota di perbatasan Jalur Gaza.
Dilansir Al Jazeera, jubir Hamas mengungkapkan Operasi Badai Al-Aqsa dilakukan sebagai respons atas kekejaman militer Zionis Israel kepada rakyat Palestina selama berpuluh-puluh tahun.
Serangan pasukan pejuang Hamas di darat dengan menghancurkan tembok penghalang, merebut kendaraan perang seperti tank, juga diiringi rentetan roket Hamas yang diluncurkan dari Jalur Gaza.
Baca Juga: Gus Baha: Sampai Kiamat PPB tidak Bisa Damaikan Palestina-Israel, Ini Alasannya
Setidaknya 40 warga Israel tewas dan 500 lebih lainnya luka. Sementara Otoritas kesehatan di Palestina melaporkan setidaknya 198 warga Gaza tewas, dengan 1.610 lainnya terluka.
Bicara penjajahan bangsa Israel ke rakyat Palestina, Kurusetra akan mengajak Sedulur membaca kisah yang dirawikan Alwi Shahab, wartawan abadi Republika. Menurut Alwi Shahab, Indonesia sejak zaman Presiden Soekarno sudah mati-matian membela Palestina sebagai sesama saudara umat Islam dan bangsa yang dijajah.
Apa yang dikemukakan presiden pertama RI puluhan tahun lalu kini jadi kenyataan. Ketika terjadi agresi Israel ke Palestina saat ini, PBB hanya menyerukan agar Israel menarik diri dari Palestina. Sementara ketika Hamas menyerang balik, Barat mengutuk keras dan menyebut Hamas sebagai serangan teroris.
Ketika Israel tak mengubris seruan PBB, mereka bungkam seribu bahasa. Badan dunia ini bukan saja memberikan dukungan kepada AS untuk menyerang Irak, malah melakukan embargo ekonomi dan perdagangan terhadap Irak sejak 1991.
Tanpa mempedulikan akibat embargonya ini, ratusan ribu warga Irak termasuk anak-anak meninggal dunia akibat kekurangan gizi. Seperti juga di Irak, PBB tidak peduli ketika pasukan-pasukan AS atas restunya menyerang Afghanistan, banyak warga sipil tidak berdosa yang jadi korban.
BACA JUGA: Isu Megawati Dapat Wangsit Bung Karno Tolak Timnas Israel, Soekarno: Islam Bukan Ilmu Klenik
Dewasa ini, AS dalam upaya yang mereka sebut memerangi teroris, tidak segan-segan menghukum negara-negara yang tidak disenanginya. Bung Karno sendiri telah mengkonstatasi adanya ancaman semacam ini.
“Kaum imperialis,” kata Bung Karno, “paling suka menyebut dirinya ‘beradab’. Mereka paling suka menganggap kita-kita ini ‘biadab’, sehingga mereka harus datang dengan pasukan-pasukannya untuk mengajarkan ‘peradaban’ kepada kita. Dalam mengajarkan ‘peradabatan’ kepada kita, mereka tidak sayang harta dan tidak sayang benda.
Kaum Imprealis tak Ingin Palestina Merdeka
Dan jika kita ‘membandel’ maka dibomnya kita: dibomnya Maluku, Kamboja, Laos, dan Kuba. Pada saat ini, rupanya yang paling ‘membandel’ bangsa Vietnam. Sehingga bangsa ini setiap hari, setiap menit, dan setiap detik dihujani bom oleh pembawa ‘misi suci’ dari Washington. Kalau ‘misi suci’ itu gagal total, sudah tentu yang salah, katanya, ya kaum ‘biadab’ itu.”
Menurut Bung Karno, “Kaum imperialis tidak akan pernah memperkenankan kemerdekaan tipe Sukarno, Norodom Sihanouk (Kamboja), Mao Tse Tung (RRC), Boumedienne (Aljazair), Jamal Abdel Nasser (Mesir), dan Nkrumah (Ghana).”
Mereka hanya ‘merestui kemerdekaan’ orang-orang yang bisa diatur dan mau menjadi anteknya. Apa yang dinyatakan Bung Karno itu, setidak-tidaknya terlihat dari upaya AS dan Inggris untuk menjatuhkan Presiden Saddam Hussein.
Baca Juga: Dapat Durian Runtuh, Warga Desa Rajek Grobogan Masak Pakai Gas Rawa, Tak Perlu Lagi Beli LPG
Tidak peduli rakyat Irak masih menyenanginya. Bahkan, Presiden Bush menyebut Iran, Irak, dan Korea Utara karena tidak mau tunduk dengan AS, sebagai poros kejahatan yang harus diperangi.
Mengenai politik ‘persetan dengan bantuan Amerika Serikat’ (go to hell with your aid), yang sering dikumandangkan Bung Karno, seperti yang dijelaskannya sendiri, ‘bukan berarti Indonesia menolak bantuan AS. “Tapi ia tidak mau kalau bantuan itu disertai syarat-syarat hingga AS dapat mendikte Indonesia. Apa yang dikemukakan Bung Karno itu, kini jadi kenyataan.
Baca Juga: Perbedaan Sumpit China, Korea, dan Jepang yang Diharamkan Dipakai Umat Islam untuk Makan
Ketika Israel menyerang Palestina secara brutal, banyak negara Arab bungkam. Paling-paling hanya mengutuk, karena mereka tahu siapa yang berada di belakang negara Yahudi ini. Hingga tidak heran, kalau demo-demo anti Israel juga ditujukan ke kedubes-kedubes Arab di Jakarta meminta agar mereka juga membantu perjuangan saudaranya, rakyat Palestina.
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: [email protected]. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.v