Kenapa Orang Muhammadiyah tak Tahlilan Seperti Orang NU?
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Warga Muhammadiyah dikenal sebagai umat Islam yang tidak tidak ikut tahlilan ketika ada seorang Muslim yang meninggal dunia. Tak seperti orang NU, warga Muhammadiyah tidak menggelar atau menghadiri acara tahlilan hari pertama, ketiga, ketujuh, seratus, sampai seribu harian.
Ternyata bukan tanpa alasan mengapa orang Muhammadiyah tak ikut tahlilan. "Di situlah uniknya orang Muhammadiyah, tidak tahlilan tetapi tetap bertahlil," kata Ketua Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr M Saad Ibrahim MA.
Pernyataan itu disampaikan Dr Saad ketika memberikan sambutan pada Resepsi Milad Ke-109 Muhammadiyah yang digelar di Gedung Muhammadiyah Jatim, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Sabtu (27/11/2021). Perayaan milad bertema Muhammadiyah Era Disrupsi Digital ini juga disiarkan Zoom dan YouTube.
Saad mengatakan, ada dimensi religiusitas menjadi bagian penting dari gerak organisasi ini. Karena memang Muhammadiyah adalah al-harakah al-Islamiyah dan minal harakatil Islamiyah.
"Saya sebut minal artinya mim bakdhil harakatil Islamiyah. Termasuk yang lain-lain tadi juga al-harakah al-Islamiyah,” ucap dia.
Menurut Saad, model keberagaman di Muhammadiyah itu unik. Kalau diamati orang Muhammadiyah itu tidak terlalu panjang wiridannya dan tidak terlalu banyak membaca shalawat untuk Nabi Muhammad Shalallahu Alahi Wassalam.
Baca Juga: Tanam Paksa Belanda Bikin Ratusan Ribu Orang Mati Kelaparan di Grobogan, Cirebon, dan Demak
Selain itu orang Muhammadiyah juga tidak banyak melakukan tahlilan, tetapi tetap bertahlil. Karena hallala yuhalilu tahlilan itu artinya benar-benar membaca la illa ha ilallah.
“Kenapa demikian orang Muhammadiyah. Karena energinya juga digunakan untuk membangun umat. Tidak sekadar hablum minallah kuat tetapi hablum minannaasnya lemah. Keduanya kita mencoba menyeimbangkan," kata dia.
Baca Juga: Cara Cepat Agar Rezeki Mengalir Deras tanpa Henti
Wujud konkretnya tentu dalam bentuk sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, panti asuhan dan juga pondok pesantren. "Ini bagian hablum minannaas yang dibangun terus-menerus oleh Muhammadiyah,” kata Saad menjelaskan.
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: [email protected]. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.