Profile Buya Arrazy Hasyim, Ulama Minangkabau yang Putranya Tewas Tertembak Pistol Polisi
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Ustadz Dr Arrazy Hasyim, MA tengah dirundung duka. Putra keduanya yang berusia tiga tahun meninggal dunia karena tertembak pistol anggota polisi yang mengawalnya. Putra kedua berinisial HSW yang berusia tiga tahun, tewas tertembak senjata api yang dimainkan kakak korban berinisial H (5 tahun), Rabu (22/6/2022).
Saat kejadian, petugas polisi yang mengawal ulama yang akrab disapa Buya Arrazy itu sedang Sholat Dzhuhur dan meletakkan senjata apinya di dalam tas lalu meletakkannya di tempat yang dirasa aman. Namun ternyata tas itu dapat dijangkau H yang kemudian mengeluarkan senjata api tersebut dari tas untuk mainan. Kini, petugas tersebut langsung ditarik ke Mabes Polri.
BACA JUGA: Asal Usul Nama Jalan Warung Buncit yang Diganti Jadi Jalan Hj Tutty Alawiyah
Profile Buya Arrazy
Buya Arrazy adalah ulama asal Minangkabau yang menghidupkan kembali ajaran Ahlussunnah Waljamaah. Ulama muda kelahiran Koto Tangah, Payakumbuh, Sumatra Barat, 21 April 1986, itu pernah berguru dengan KH Mustafa Ali Ya’kub alumni Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.
Buya Arrazy memiliki sanad kepada ulama besar asal Suriah, Dr Taufik Ramadhan Al Buthi, putra kandung Syaikh Ramadhan Al-Buthi Rahimahullah. Ulama Suriah yang juga menjadi guru tokoh-tokoh agama Indonesia. Dr Taufiq Ramadhan al-Buthi, adalah Ketua Ikatan Ulama Suriah saat ini.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Apa Persamaan Sakit Gigi dan Orang Hamil? Sama-sama Telat Dicabut
Ia juga pernah bertukar pikiran dengan sejumlah ulama besar dunia seperti dari Suriah, India, dan Kuwait, saat mengikuti Daurah at-Tatsqif yang digelar Islamic Zentrum pada tahun 2006-2008. Syaikh Prof DR Muhammad Hasan Hito, Prof DR Taufiq Ramadhan Al-Buthi, DR. Badi Sayyid al-Lahham, DR. Ayman as-Syawwa, DR. Khaja Muhammad Syarif, dan Hamd Sinan, menjadi tempat bertukar pikirannya.
Di jenjang pendidikan, Buya Arrazy pada 2009-2011 menyelesaikan Magister di SPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan konsentrasi teologi yang disertai penelitian filologis terhadap manuskrip Nusantara. Penelitiannya adalah tentang Teologi Ulama Tasawuf Nusantara. Pada 2012-2017, ia menyelesaikan Doktoralnya di lembaga yang sama, dengan penelitian yang lebih difokuskan kepada teologi Salafi.
BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja
> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram
> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"
> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah
> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU
> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama
> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan
> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.