Hikmah

Doa Qunut Menurut NU dan Muhammadiyah

Muhammadiyah dan NU. Doa Qunut saat Sholat Subuh merupakan salah satu perbedaan klise yang menjadi perdebatan hingga saat ini. Foto: Tangkapan layar.
Muhammadiyah dan NU. Doa Qunut saat Sholat Subuh merupakan salah satu perbedaan klise yang menjadi perdebatan hingga saat ini. Foto: Tangkapan layar.

KURUSETRA -- Salam Sedulur.. Perbedaan membaca doa Qunut ketika Sholat Subuh sejatinya masalah klise yang sudah berlangsung puluhan tahun. Orang Muhammadiyah tidak membaca doa Qunut ketika Sholat Subuh, sementara saudaranya warga NU pasti membaca doa Qunut. Karena khilafiyah tersebut terkadang terjadi perdebatan yang berujung kepada gesekan-gesekan kecil antara orang NU dengan warga Muhammadiyah. Lantas apa penyebabnya?

Ulama kharismatik asal Rembang, KH ahmad Bahuddin Nursalim atau Gus Baha berpendapat, gesekan-gesekan antara NU dan Muhammadiyah karena membawa identitas dalam memandang perbedaan. "Dulu itu tidak ada masalah, karena semua dianalisis dengan ilmu," kata Gus Baha dalam satu ceramahnya.

BACA JUGA: Alasan Warga Muhammadiyah Sholat Subuhnya tak Pakai Doa Qunut

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

.

Padahal menurut Gus Baha tokoh-tokoh terdahulu dua ormas mengedepankan dialog ilmu, sehingga saling memahami perbedaan. "Sekarang pakai identitas, tidak qunut itu Muhammadiyah, yang qunut itu NU. Kan jadi repot," ucap Gus Baha.

"Dulu itu kita pengagum NU, bukan pengagum perbedaan," ujar murid Mbah Moen ini menambahkan.

BACA JUGA: Alasan Orang Muhammadiyah tak Baca Doa Qunut, tidak Ikut Tahlilan, dan Disebut Anti Ziarah Kubur

Pendapat serupa disampaikan Ustadz Adi Hidayat (UAH). Menurut dai yang dibesarkan dalam keluarga NU dan menjadi ulama Muhammadiyah ini, yang menyebabkan sering terjadinya perbedaan karena belum tuntas informasi dari atas ke akar rumput atau jamaah di bawah.

"Apa yang menyebabkan informasi tidak tuntas informasi di bawah karena belum tampilnya dan disemarakannya dakwah seperti Gus Baha, Gus Qoyum, di Muhammadiyah ada kami dan teman-teman yang lain," kata UAH dalam satu ceramahnya.

BACA JUGA: Warga Muhammadiyah Memang tak Pernah Ikut Tahlilan, Tetapi Tetap Membaca Doa Tahlil

UAH juga menegaskan Muhammadiyah tidak mempersoalkan soal penggunaan doa Qunut, bahkan tidak memfatwakan sebagai bid'ah. "Qunut di Muhammadiyah tidak mempersoalkan qunut. Saya belum pernah menemukan di Majelis Tarjih Muhammadiyah menfatwakan qunut bidah, kecuali wahabi. Tak pernah saya temukan (fatwa bidah soal doa qunut dari Muhammadiyah)," kata UAH.

Lantas mengapa warga Muhammadiyah dianggap berbeda dengan umat Islam di Indonesia?