Sejarah

Gus Dur Larang Prabowo Pulang ke Indonesia Usai Kerusuhan Mei 98: Nanti Kamu Dihabisi Preman

Gus Dur (kiri) dan Prabowo (kanan). Usai kerusuhan Mei 1998, Gus Dur melarang Prabowo yang sedang mengasingkan diri di Yordania pulang ke Indonesia karena takut dihabisi preman Cengkareng. Foto; Tangkapan layar.
Gus Dur (kiri) dan Prabowo (kanan). Usai kerusuhan Mei 1998, Gus Dur melarang Prabowo yang sedang mengasingkan diri di Yordania pulang ke Indonesia karena takut dihabisi preman Cengkareng. Foto; Tangkapan layar.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) punya hubungan spesial dengan Prabowo Subianto. Keduanya bersahabat sejak masa Orde Baru, di mana saat Prabowo masih berdinas di TNI dengan pangkat letnan kolonel, dia menjadi penghubung antara Gus Dur dengan Presiden Soeharto.

Seperti diketahui, hubungan Gus Dur dan Soeharto sering mengalami pasang surut. Saat sedang berseberangan, Prabowo menjadi pengantar pesan Presiden Soeharto kepada Gus Dur.

Pada 1992, Gus Dur yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum PBNU berencana menggelar "Rapat Akbar Dua Juta Umat" di Parkir Timur Senayan. Saat itu Prabowo yang masih menjadi menantu keluarga Cendana, datang menghadap Gus Dur untuk menyampaikan pesan dari Presiden Soeharto. Di sini pertama kali mereka bertemu.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

.

BACA JUGA: Perjalanan Prabowo Subianto Jadi Capres, dari 2004 Sampai 2019, Kira-Kira Siapa Cawapresnya di 2024?

Disadur dari buku Ger-geran Bersama Gus Dur, penyunting Hamid Basyaib dan Fajar W. Hermawan, Gus Dur saat itu kesal dengan tekanan Orba. Ia pun menulis surat panjang kepada Soeharto, sambil mengutip pengalaman Aljazair dan Tunisia tentang bangkitnya “Islam militan”. Kepada Prabowo, Gus Dur bilang kalau acara tidak diizinkan, dia tidak mau lagi ikut-ikutan urus negara.

Acara itu akhirnya tetap berlangsung, tapi dengan jumlah hadirin yang jauh lebih kecil. (Waktu itu Gus Dur ditanya wartawan tentang jadi atau tidaknya acara itu digelar. “Ya, tetap jadi. Lurahe wae wis oleh, kok (Presiden Soeharto pun sudah mengizinkan)," jawab Gus Dur.

BACA JUGA: Operasi Petrus Berantas Begal dan Preman: Mayat Dikarungin dan Mengambang di Sungai

Sebelum acara digelar, terdengar kabar banyak delegasi warga NU dari luar kota yang dicegat di pintu-pintu masuk Jakarta. Tujuannya tentu saja agar tidak memadati Parkir Timur Senayan, menghindari hal yang tidak diinginkan penguasa, atau setidaknya Gus Dur tidak terlihat gamblang punya dukungan massa yang besar.

Peristiwa yang bikin hubungan Gus Dur dan Soeharto terjadi saat Muktamar NU pada 1996. Saat itu, Presiden Soeharto berperan dalam upaya pendongkelan Gus Dur sebagai ketua umum PBNU.

Hubungan Prabowo dan Gus Dur berjalan baik...