Sejarah

Persib Simbol Perjuangan Kaum Nasionalis Bandung

Pesepak bola Persib Bandung Bruno Cunha (tengah) bersama Rashid (kiri), Beckham Putra Nugraha (kedua kiri) dan David Da Silva (kanan). Foto: Republika.co.id.
Pesepak bola Persib Bandung Bruno Cunha (tengah) bersama Rashid (kiri), Beckham Putra Nugraha (kedua kiri) dan David Da Silva (kanan). Foto: Republika.co.id.

KURUSETRA -- Persib Bandung jadi sorotan setelah separuh pemainnya terpapar Covid-19. Akibatnya pertandingan Persib melawan PSM Makassar dalam lanjutan BRI Liga 1, terpaksa ditunda karena hanya ada 13 pemain Persib yang fit atau kurang dari jumlah minimal 14 pemain dalam satu pertandingan.

Penundaan pertandingan sesuai regulasi BRI Liga 1 2021/2022 pasal 52 ayat 7 yang mengatur status pertandingan jika muncul kondisi yang tidak memungkinkan karena pandemi Covid-19. Meski begitu, para penggawa Persib diyakini akan kembali pulih dan Maung Bandung kembali mengaum.

Sejarah Persib
Klub terkaya versi majalah Forbes pada 2018 itu lahir dengan nama Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada 1923 sebelum akhirnya bersalin nama menjadi Persib Bandung. BIVB adalah salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis yang saat itu dipimpin Syamsudin.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Setelah BIVB "tiarap", muncul dua dua klub bernama Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada 14 Maret 1933 kedua klub itu melebur menjadi satu nama Persib Bandung. Anwar St. Pamoentjak menjadi ketua umum saat itu.

Namun, bukan hanya PSIB dan NVB, Persib Bandung juga merupakan peleburan dari beberapa klub yakni SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi. Kehadiran Persib Bandung menjadi raksasa sepak bola Indonesia setelah menjadi juara kompetisi di Solo pada 1939. Ini adalah kali pertam Persib mencicipi gelar juara setelah sebelumnya tiga kali menjadi runner-up pada Kompetisi Perserikatan 1933 (Surabaya), 1934 (Bandung), dan 1936 (Solo).

Pada 1950 kemudian digelar Kongres PSSI di Semarang dan Kompetisi Perserikatan. Persib Bandung kalah dari Persebaya Surabaya meski saat itu Maung Bandung dihuni sejumlah pesepakbola kelas wahid, seperti Aang Witarsa, Amung, Andaratna, Ganda, Freddy Timisela, Sundawa, Toha, Leepel, Smith, Jahja, dan Wagiman.

Berkat prestasi yang diukir bersama Persib, Aang Witarsa dan Anas mampu menembus Timnas Indonesia dan bermain di Asian Games 1950. Aang dan Anas menjadi pemain asal Persib pertama yang bergabung dengan timnas.

Kedigjayaan Persib semakin besar setelah kembali menjadi juara untuk kali kedua pada 1961. Sederet pemain gacor seperti Simon Hehanusa, Hermanus, Juju (kiper), Ishak Udin, Iljas Hadade, Rukma, Fatah Hidayat, Sunarto, Thio Him Tjhaiang, Ade Dana, Hengki Timisela, Wowo Sunaryo, Nazar, Omo Suratmo, Pietje Timisela, hingga Suhendar, membuat Persib mampu mengandaskan perlawanan PSM Ujungpandang. Gelar juara itu membuat PSSI menunjuk Persib Bandung mewakili Indonesia di ajang “Piala Aga Khan” yang digelar di Pakistan pada 1962.

Sepanjang sejarah, "Lawan Abadi" Persija Jakarta ini pernah tujuh kali meraih juara, yakni tahun 1939, 1961, 1986, 1990, 1994, 1995, dan terakhir pada 2014.

BACA JUGA: Mengapa Persija Jakarta Berjuluk "Macan Kemayoran", Bukan "Si Pitung"?