Hikmah

Tradisi Jelang Ramadhan: Dari Ziarah Kubur Sampai Wajib Bawa Makanan ke Calon Mertua

Ziarah Kubur. Umat Islam Indonesia punya tradisi nyekar alias ziarah kubur menjelang Ramadhan. Foto: Republika.
Ziarah Kubur. Umat Islam Indonesia punya tradisi nyekar alias ziarah kubur menjelang Ramadhan. Foto: Republika.

CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Beberapa hari menjelang Ramadhan, umat Islam Indonesia punya tradisi yang hingga kini belum hilang, yakni nyekar. Namun masyarakat Betawi, tidak mengenal istilah nyekar, tapi yang dikenal adalah ziarah kubur.

Kala itu, yang berziarah khusus kaum pria. Wanita dilarang karena khawatir ada di antara mereka yang mendapat haid.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

BACA JUGA: Sujiwo Tejo Mendalang Wayang di Acara PKS: Terima Kasih Menampilkan Barang Haram Ini

Ziarah kubur dilakukan sebagai penghormatan dan mendoakan arawah orang tua dan keramat. Banyak yang membaca surat Yasin atau membaca tahlil, sambil membersihkan makam kerabat.

Yang kagak boleh dilupakan menjelang Ramadhan adalah mengantar makanan kepada orang tua. Bukan saja anak dan cucu. Calon mantu juga mengantar makanan pada calon mertoku. Penganan kala itu umumnya roti, sirop dan korma.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Saya Lebih Sedih Kehilangan Koleksi Kaset Beethoven daripada Lengser Sebagai Presiden

Calon mantu yang datang membawa barang antaran ke rumah calon mertua, mendapat nilai lebih. Ia dapat pujian sebagai calon menantu yang baik dan bikin senang hati mertua.

Sebaliknya, calon mantu yang tidak bawa anteran apalagi tidak nongol jelang Ramadhan, urusannya bisa runyam. Calon mantu semacam ini tidak ada ia punya rasa hormat pada mertua. Bisa-bisa lamarannya bakal ditolak. Karena itu, sekalipun kantong kempes atau lagi bokek, ngantar pada mertua kudu dilakukan.

BACA JUGA: 6 Pulau di Kepulauan Seribu yang tidak Kalah Indah dari Lombok dan Bali

Sampai sekarang masih ada hal semacam itu. Tapi zaman sudah berubah. Calon mertua lebih senang dikasih "mentahnya" saja. Seperti juga undangan perkawinan, tertulis kalimat: Tidak terima bingkisan/kado dan karangan bunga. Tentu saja yang dimaksudkan adalah hanya menerima pemberian dalam bentuk uang.

BACA JUGA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Humor Gus Dur: Dibantu Dukun Biar Menang 10-0 Malah Imbang 5-5, Bolanya Masuk ke Satu Gawang

> Sama-Sama Ditolak GP Ansor dan Bermarga Basalamah, Apakah Ustadz Khalid dan Ustadz Syafiq Kakak Adik

> Humor Gus Dur: Kiai Sepuh Kelelahan Diajak Istrinya Maraton "Bunuh Orang Kafir" di Malam Pertama

> Siapa Sebenarnya Sarinah, Sampai-Sampai Namanya Jadi Nama Mal Pertama di Indonesia

> Humor Gus Dur: Diperintahkan Kiai Puasa Satu Tahun, Malah Puasa Setengah Hari

> Sujiwo Tejo: Indonesia Mayoritas Muslim Kenapa Harus Ada Logo Halal, Tapi Enggak Ada Logo Haram?

> Setelah Wayang, Kini Nasi Padang yang Diharamkan> Humor Gus Dur: Cak Nun Batal Temani Soeharto Tobat Gara-Gara Dikerjain Gus Dur

TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

Berita Terkait

Image

Alasan Orang Muhammadiyah tak Baca Doa Qunut, tidak Ikut Tahlilan, dan Disebut Anti Ziarah Kubur

Image

Gara-Gara Pak AR Jadi Imam Sholat Tarawih, Ratusan Orang NU Jadi Warga Muhammadiyah dalam Semalam

Image

Melihat Foto dan Menonton Film Porno Apakah Membatalkan Puasa Ramadhan?