Sejarah

PM Uni Soviet Nikita Khrushchev ke Indonesia, Bikin Kewalahan Perangkat Istana

PM Uni Soviet Nikita Khrushchev dan Presiden Soekarno. Kunjungan PM Khrushchev ke Indonesia membuat banyak wartawan asing datang ke Indonesia untuk meliput. Foto; IST
PM Uni Soviet Nikita Khrushchev dan Presiden Soekarno. Kunjungan PM Khrushchev ke Indonesia membuat banyak wartawan asing datang ke Indonesia untuk meliput. Foto; IST

CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.

KURUSETRA -- Pada 1960, PM Nikita Khrushchev berkunjung ke Indonesia. Kedatangan pemimpin Uni Soviet bertubuh tambun ini mendapat perhatian besar para wartawan, termasuk pers asing. Media-media asing banyak mengirimkan wartawannya ke Jakarta. Hal ini tentu saja merepotkan Ny Rochmuljati Hamzah, juru bicara kepresidenan yang selalu melayani kepentingan mereka.

Suatu ketika di antara seratus wartawan asing, yang berkerumun di bawah tangga Istana Merdeka, terdapat wartawan televisi dari CBS, AS. Kepada Ny Rochmuljati, ia menyatakan ingin mewawancarai Bung Karno.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

BACA JUGA: Sejarah Tempe, Makanan Indonesia yang Jadi Google Doodle Hari Ini

Saat menyampaikan keinginan wartawan asing kepada Bung Karno itu, Rochmuljati agak sedikit memaksa. ”Tolonglah Bapak menenteramkam sedikit hati saya untuk mau menerima wartawan CBS,” pintanya.

”Aku benar-benar membentak Rochmuljati yang manis. Aku berpaling kepadanya dan menyembur: Berapa kali aku harus mengatakan kepadamu TIDAK,” jawab Bung Karno seperti tertulis pada buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat.

BACA JUGA: Catat! Jadwal Ganjil Genap Kawasan Puncak Berlaku Akhir Sabtu-Ahad Ini

Mendapat semprotan demikian, Roch berlari keluar dan pulang ke rumahnya. Bung Karno kemudian menyuruh ajudan menelpon dan memintanya datang ke Istana. Kemudian Bung Karno pun meminta maaf.

Sejauh ini, tidak pernah terdengar kekeliruan Rochmuljati dalam melaksanakan tugasnya sebagai jubir kepresidenan. Apalagi Bung Karno, yang dekat dengan wartawan lebih banyak memberikan keterangan langsung pada pers. Bung Karno ketika itu juga memberi julukan Jubir Usman (Jurubicara USDEK – UUD 45, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan Manipol – Menifesto Politik) kepada Dr H Roeslan Abdulgani.

BACA JUGA: Download Video TikTok Gratis Pakai SnapTik App: Hasil Video Bebas Watermark

.

TONTON VIDEO PILIHAN:

.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Inggris dan Belanda Berperang untuk Perebutkan Pulau Jawa

> Savefrom.net, Download Video TikTok dan Lagu MP3 dari YouTube: Gratis dan Mudah tanpa Watermark

> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram

> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.