9 Alasan Mengapa Muhammadiyah Gunakan Hisab Ketimbang Pakai Rukyat NU dan Pemerintah
KURUSETRA -- Salam Sedulur... PP Muhammadiyah memakai metode Hisab untuk menentukan penanggalan awal bulan, termasuk menentukan kapan 1 Ramadhan dan 1 Syawal. Padahal, Rasulullah menggunakan rukyat dalam penentuan awal bulan Qamariah, bahkan para ulama mazhab sepakat salah satu syarat masuknya bulan Ramadhan adalah melihat hilal. Lalu mengapa Muhammadiyah malah menggunakan hisab sehingga berbeda dengan Rasulullah, NU, atau pemerintah?
Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Rahmadi Wibowo dalam acara Sosialisasi Ketarjihan pada Sabtu (23/4) menyampaikan sembilan alasan mengapa persyarikatan Muhammadiyah yakin menggunakan hisab dalam penentuan awal bulan kamariah. Seperti dinukil dari Muhammadiyah.or.id, sembilan alasan tersebut adalah:
1. Semangat Alquran Adalah Penggunaan Hisab
Dalam Alquran terdapat dua ayat yang mengandung isyarat yang jelas kepada hisab, QS. Ar-Rahman ayat 5. Ayat ini tidak sekadar memberi informasi, tetapi juga mendorong untuk melakukan perhitungan terhadap gerak matahari dan bulan. Sedangkan dalam QS. Yunus ayat 5 menyebutkan menghitung gerak matahari dan bulan sangat berguna untuk mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu.
.
BACA JUGA: Gara-Gara Orang Ini Kita Dapat THR Lebaran, Begini Sejarah Tunjangan Hari Raya
2. Hadis-Hadis yang Memerintahkan Rukyat adalah Perintah Berillat
Menurut Rasyid Ridha dan Musthafa az-Zarqa, perintah rukyat dalam beberapa hadis Nabi Muhammad Shalallahu Alahi Wassalam merupakan perintah yang mengandung illat atau memiliki alasan hukum. Illat adalah kondisi umat pada saat itu masih belum mengenal tulis baca dan hisab (ummi).
Apalagi pada waktu itu Islam baru berkembang di daratan jazirah Arab, sehingga untuk memudahkan Nabi Muhammad Shalallahu Alahi Wassalam memerintahkan sarana yang tersedia saat itu, yaitu rukyat. Dalam keadaan umat Islam yang telah tersebar luas, rukyat tidak dapat mencakup seluruh permukaan bumi saat visibilitas pertama.
3. Rukyat Bukan Ibadah Melainkan Sarana
Metode rukyat bukan bagian dari ibadah mahdlah, melainkan alat untuk menentukan waktu. Penggunaan rukyat tidak memungkinkan kita meramalkan tanggal jauh hari ke depan karena kepastian tanggal baru diketahui sehari sebelum bulan baru pada setiap bulan.
Sebagai alat, rukyat dapat diubah dengan model penghitungan secara eksak demi tercapainya suatu tujuan. Lagi pula, dalam hadis Nabi Saw tentang penentuan awal bulan, yang menjadi ibadah mahdlah adalah puasa, bukan rukyat.
BACA JUGA: Muhammadiyah Sering Lebaran Duluan, Gus Dur: NU dan Muhammadiyah Ajarannya Merujuk ke Rasulullah
4. Rukyat Tidak Bisa Digunakan untuk Membuat Kalender Unifikatif
Pembuatan kalender mau tidak mau harus menggunakan perhitungan astronomis, karena sangat mustahil manajemen waktu terbuat dari aktivitas mengamati hilal. Akan sangat merepotkan bila pembuatan kalender menggunakan rukyat, karena kaverannya sangat bersifat terbatas pada letak geografis tertentu pada hari pertama visibilitas hilal. Hal ini akan berakibat pada berbedanya tanggal hijriyah di berbagai tempat.