News

Berharap Muhammadiyah Deklarasikan Dukungan untuk Capres Tertentu Seperti Mimpi di Siang Bolong

Prof Abdul Muti. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Muti menyatakan Muhammadiyah wait and see pada Pilpres 2024. Foto: Republika.
Prof Abdul Muti. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Muti menyatakan Muhammadiyah wait and see pada Pilpres 2024. Foto: Republika.

KURUSETRA -- Salam Sedulur.. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti, menyatakan Muhammadiyah bukanlah kendaraan politik praktis. Karena itu, Prof Abdul Mu'ti menegaskan Muhammadiyah tidak akan terlibat secara langsung dalam politik praktis terutama terkait Pemilihan Presiden (Pilpres), termasuk tidak akan mendeklarasikan dukungan untuk capres tertentu.

“Soal Pilpres Muhammadiyah wait and see saja," kata Prof Abdul Mu’ti dalam Peneguhan PDM/PDA Depok Periode 2022-2027, Ahad (22/7/2023), seperti dinukil dari situs resmi Muhammadiyah.

BACA JUGA: PN Jakpus Kabulkan Nikah Beda Agama, Ini Hukumnya Pria Kristen Nikahi Muslimah Menurut Muhammadiyah

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

.

Prof Abdul Mu’ti menuturkan, soal Pemilu dan Pilpres biar menjadi urusan para ketua umum partai politik. Karena, kata dia, capres dan cawapres adalah kewenangan konstitusional.

"Biarlah itu (Pilpres) diurus oleh ketua-ketua partai, karena kewenangan konstitusional untuk mencalonkan siapa capres dan cawapres itu ada pada partai politik. Itu amanat Undang-undang Dasar,”

BACA JUGA: Perbedaan dan Persamaan Kristen Muhammadiyah (KrisMuha) dengan NU Cabang Kristen

Prof Abdul Mu'ti menjelaskan alasan Muhammadiyah tidak akan mendeklarasikan dukungan untuk calon presiden tertentu, karena hal tersebut hanya akan menjadi mimpi di siang bolong. Menurutnya, warga Muhammadiyah yang akan lebih memilih lebih baik menitipkan aspirasi dan dukungan politiknya melalui partai politik, bukan kepada Persyarikatan.

“Kalau warga Muhammadiyah ikut mendukung atau titip aspirasi, titipkan lewat partai politik, jangan Muhammadiyah buat deklarasi dukung mendukung calon presiden tertentu, itu namanya mimpi di siang bolong. Wait and see saja,” ucap Prof Mu’ti.

BACA JUGA: Mengapa Belanda Gagal Mengkristenkan Indonesia?

.

BACA JUGA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Gorden Rp48 M DPR, Jadi Teringat Rasulullah yang Marah karena Gorden di Rumah Aisyah

> Humor Gus Dur: Kenek Bus Sakaratul Maut, Disuruh Baca Dua Kalimat Syahadat Ternyata Bukan Muslim

> Tradisi Jelang Ramadhan: Dari Ziarah Kubur Sampai Wajib Bawa Makanan ke Calon Mertua

> Humor Gus Dur: Dibantu Dukun Biar Menang 10-0 Malah Imbang 5-5, Bolanya Masuk ke Satu Gawang

> Sama-Sama Ditolak GP Ansor dan Bermarga Basalamah, Apakah Ustadz Khalid dan Ustadz Syafiq Kakak Adik

> Humor Gus Dur: Kiai Sepuh Kelelahan Diajak Istrinya Maraton "Bunuh Orang Kafir" di Malam Pertama

> Siapa Sebenarnya Sarinah, Sampai-Sampai Namanya Jadi Nama Mal Pertama di Indonesia

> Humor Gus Dur: Diperintahkan Kiai Puasa Satu Tahun, Malah Puasa Setengah Hari

> Sujiwo Tejo: Indonesia Mayoritas Muslim Kenapa Harus Ada Logo Halal, Tapi Enggak Ada Logo Haram?

> Setelah Wayang, Kini Nasi Padang yang Diharamkan

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

Berita Terkait

Image

Ilmuwan Dunia Sebut Muhammadiyah Ormas Islam Terbesar di Indonesia dan Dunia, Ini Buktinya

Image

Alasan Orang Muhammadiyah tak Baca Doa Qunut, tidak Ikut Tahlilan, dan Disebut Anti Ziarah Kubur

Image

Di Masjid Muhammadiyah Usai Sholat tak Ada Dzikir dan Doa Berjamaah, Ini Alasannya