Sejarah

Untung Suropati Bikin Kompeni Belanda Keki Setengah Mati

Untung Suropati. Perjalanan hidup Untung Suropati, dari budak melawan Belanda, hingga ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Foto: IST.
Untung Suropati. Perjalanan hidup Untung Suropati, dari budak melawan Belanda, hingga ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Foto: IST.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Museum Sejarah DKI Jakarta atau dikenal sebagai Museum Fatahillah di Kota Tua menyimpan banyak cerita. Arsitektur gedung yang berusia lebih dari tiga abad itu bahkan dikagumi Ratu Juliana dari Inggris dan Ratu Beatrix dari Belanda ketika mereka berkunjung ke Indonesia.

Namun di balik keindahan bangunan dan langkanya koleksi benda-benda langka, ada tempat yang menyeramkan dan kisah yang bikin kesal Kompeni Belanda. Di gedung tersebut ada penjara bawah tanah yang terdiri dari lima blok. Posisinya berada di bagian belakang gedung dengan masing-masing blok panjangnya enam meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 160 centimeter.

BACA JUGA: Misteri Pedang Keadilan Berlumuran Darah di Museum Sejarah Jakarta

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Jika berkunjung ke museum ini, Sedulur masih bisa menemui ratusan bola besi sebesar bola sepak dengan rantai-rantai untuk mengikat kaki dan tangan para tahanan. Di penjara yang tanpa penerangan dan kurang mendapat hawa dari luar itu ketika pemberontakan etnis Cina (1740-1743) atau yang dikenal dengan Geger Pecitan, pernah dijejali tawanan sebanyak 500 orang. Mereka yang berhimpitan seperti teri ini kemudian dibunuh.

UNTUNG SURAPATI
Tak hanya etnis Tionghoa saja, penjara itu pernah menjadi penjara bagi Untung Surapati. Pahlawan Nasional Indonesia itu pernah dijebloskan ke penjara bawah tanah di Museum Sejarah Jakarta pada 1670. Namun tidak diketahui berapa lama Untung Suropati meringkuk di penjara ini. Yang jelas, Untung termasuk sedikit sekali orang yang dapat kabur dari penjara ini.

BACA JUGA: KH Idham Chalid Bertemu Rasulullah di Penjara Sebelum Dieksekusi Mati Belanda

Untung adalah budak dari Bali yang dibawa ke Batavia. Waktu itu, di Pulau Dewata banyak kerajaan kecil. Antarkerajaan sering berperang. Mereka yang kalah dijadikan sebagai budak dan dijualbelikan seperti binatang. Banyak di antaranya yang dibawa ke Batavia.

Pada 1683 jumlah orang Bali di Jakarta berjumlah 14.259 orang, hingga merupakan mayoritas. Dari jumlah tersebut hanya 981 orang yang bukan budak belian. Di antara mereka yang mengalami nasib tidak beruntung adalah Untung Surapati.

BACA JUGA: Banjir Darah di Batavia Usai Tentara VOC Bantai 10 Ribu Orang China dari Balita Hingga Manula

Dia saat masih kecil telah dijual sebagai budak kepada seorang perwira VOC, yang kemudian menjualnya kembali kepada Tuan Moor, petinggi VOC. Kebetulan Meneer Moor ini mempunyai putri bernama Suzanna yang usianya hampir sama dengan Untung. Setelah remaja keduanya menjalin kasih sayang. Tapi cinta kasih kedua sejoli ini terendus oleh Tuan Moor.

Tidak dapat dibayangkan bagaimana marahnya Tuan Moor melihat putri jelitanya bermain asmara dengan budak beliannya. Untung dianggap melakukan perbuatan tidak senonoh karena sebagai budak belian bercintaan dengan anak majikan. Untung pun dijebloskan ke penjara.

BACA JUGA: Gagal Kalahkan VOC di Batavia, Tentara Sultan Agung Kerajaan Mataram Bangun Masjid untuk Berdakwah

Ada beberapa versi tentang kemampuan Untung melarikan diri dari penjara. Salah satunya, seperti dituturkan Mohammad Isa Ansyari SS, staf Museum Sejarah DKI. Menurut Isa, besar kemungkinan ada kerja sama antara Suzanna dan sipir penjara.

Jadi untuk menolong nyawa kekasihnya dari tiang gantungan, putri orang kedua di VOC ini menyogok sipir penjara. Waktu itu, seperti juga sekarang di masa reformasi dan masa-masa sebelumnya, sogok-menyogok dan suap-menyuap merupakan hal biasa.

BACA JUGA: Soal Rendang Babi, Gus Mus Sebut Korupsi Lebih Najis daripada Makan Babi dan Minum Bir

Kita masih ingat buronnya DPO abadi, Eddi Tanzil dari penjara Cipinang beberapa tahun lalu. Dan beberapa peristiwa akhir-akhir ini di penjara yang sama. Begitu maraknya KKN, sehingga VOC dipelesetkan menjadi : ‘Vergaan Onder Corruptie’ (runtuh karena korupsi).

Lepas dari penjara, Untung bergabung dengan kelompok-kelompok penentang Belanda. Ia dan para pengikutnya mengadakan pengacauan di sekitar kota Batavia. Mula-mula daerah operasinya di sekitar Pecenongan (Sawah Besar), Depok, dan sekitar Angke.

BACA JUGA: Kongkalikong, Cerita Pejabat Larang Rakyatnya Korupsi Ternyata Aslinya Terima Sogokan

Mengalami kesulitan menumpas Untung, Belanda lewat Kapten Ruys, pemimpin Benteng Tanjungpura menawari Untung jabatan kemiliteran, dengan pangkat letnan (pangkat tertinggi di VOC untuk bumiputera waktu itu). Daripada hiidup sebagai buronan, Untung pun dilatih kemiliteran dan diminta membujuk Pangeran Purbaya agar menghentikan perlawanan kepada Belanda.

Pangeran Purbaya adalah putra Sultan Ageng Tirtayasa, Raja Banten yang dikalahkan VOC pada 1683. Kekalahan ayahnya membuat Pangeran Purbaya melarikan diri ke Gunung Gede dan melakukan perlawan kepada Belanda. Meski akhirnya menyerah, Pangeran Purbaya hanya mau dijemput perwira VOC pribumi.

BACA JUGA: Seberapa Kaya Kesultanan Banten, Sampai Mampu Bikin Bangsa Eropa Berdatangan

Untung menemui Pangeran Purbaya ini di Cikalong, Jabar untuk dibawa ke Tanjungpura. Usahanya ini berhasil. Namun tiba-tiba datang Vaandrig (letnan muda) Willem Kuffeler dengan pasukannya yang memperlakukan Pangeran Purbaya dengan kasar.

Untung tidak senang dan tidak terima bawahannya itu menghina Pangeran Purbaya. Ia lalu menghancurkan pasukan Kuffeler di Sungai Cikalong, 28 Januari 1684. Untung pun kembali melawan Belanda. Bahkan menyerang perkemahan Kuffeler hingga menewaskan 28 tentara VOC.

BACA JUGA: Seberapa Kaya Kesultanan Banten, Sampai Mampu Bikin Bangsa Eropa Berdatangan

Pangeran Purbaya tetap menyerah ke Tanjungpura, tetapi istrinya yang bernama Gusik Kusuma meminta Untung mengantarnya pulang ke Kartasura. Untung kini kembali menjadi buronan VOC. Antara lain ia pernah menghancurkan pasukan Jacob Couper yang mengejarnya di desa Rajapalah.

Ketika melewati Kesultanan Cirebon, Untung berkelahi dengan Raden Surapati, anak angkat sultan. Setelah diadili, terbukti yang bersalah adalah Surapati. Surapati pun dihukum mati. Sejak itu nama "Surapati" oleh Sultan Cirebon diserahkan kepada Untung.

BACA JUGA: Kerajaan Islam Banten, Darah Daging Kesultanan Cirebon

Sementara di Mataram, Untung Surapati disambut besar-besaran. VOC pun menurunkan Kapten Francois Tack, perwira VOC yang punya pengalaman perang, untuk menangkap Untung.

Dalam pertempuran di Kartasura, pasukan Untung berhasil menewaskan Kapten Tack (7/2-1686). Keesokan harinya (8/2), Untung dan pasukannya menuju Jatim, membangun kerajaan di Pasuruan, bergelar Adipati Aria Wiranegara. Dalam suatu pertempuran di Bangil, Untung menderita luka-luka dan tewas (5/11-1706). Presiden Soeharto dengan surat keputusan tanggal 3 Nopember 1975 menganugerahi gelar pahlawan nasional kepadanya.

.

TONTON VIDEO PILIHAN:

.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Kisah Pak AR Dituduh Wahabi, Eh Malah Mengajar Yasinan Cara Muhammadiyah

> Savefrom.net, Download Video TikTok dan Lagu MP3 dari YouTube: Gratis dan Mudah tanpa Watermark

> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram

> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.